"Mahasiswa bahkan masyarakat Papua yang ada di Solo saya jamin aman dan tidak ada yang mendiskreditkan teman-teman dari Papua," katanya di Solo, Jumat.
Terkait dengan dugaan vandalisme bertuliskan "Papua Merdeka" yang ditemukan oleh petugas Satpol PP Kota Surakarta di Jalan Dr Sutomo kemarin, Rudi menilai pelakunya merupakan oknum yang antikemapanan.
"Itu yang harus dicari. Aparat keamanan harus mencari pelaku vandalisme ini karena itu provokasi, jadi mesti ditindaklanjuti," katanya.
Ia mengatakan Solo tidak boleh dipecah belah oleh siapapun dan dengan berbagai cara apapun.
"Solo bersama rakyat harus kondusif, aman. Kalau ada yang memecah belah kita harus hadapi bersama," katanya.
Sementara itu, untuk menjaga lancarnya komunikasi Rudi mengaku sering melakukan pertemuan dengan para mahasiswa asal Papua dan paguyuban masyarakat Papua yang tinggal di Kota Solo.
"Kalau dengan paguyuban-paguyuban Papua setahun sekali. Mereka juga kami beri ruang terbuka, kan sama-sama orang Indonesia. Sekarang tidak ada lagi anak Papua, anak Jawa, yang ada adalah Warga Negara Indonesia," katanya.
Sebelumnya, salah satu petugas Satpol PP Agus Setyawan mengatakan dugaan vandalisme tersebut pertama kali diketahui oleh petugas yang tengah melakukan patroli pelajar membolos.
Meski demikian, dikatakannya, saat ini tulisan tersebut sudah ditutup oleh cat warna putih. Agus mengaku tidak mengetahui siapa pelaku vandalisme maupun orang yang menutupnya dengan cat tersebut.
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019