"Melihat keberhasilan tahun ini dan antusias berbagai pihak, kita berharap untuk Tour d'Indonesia tahun depan bisa menambah etape hingga menjadi enam atau tujuh etape," kata Ketua Umum PB ISSI, Raja Sapta Oktohari di Geopark Batur, Kintamani, Bali.
Tour d'Indonesia 2019 yang berjarak 825,2 km terdiri dari lima etape. Jumlah ini lebih banyak satu etape dibanding Tour d'Indonesia 2018.
Menurut tokoh muda yang akrab dipanggil Okto itu, Tour d'Indonesia adalah lomba balap sepeda jalan raya paling bergengsi di Indonesia dan selayaknya untuk terus ditingkatkan levelnya.
"Tour d'Indonesia ini menjadi barometer prestasi balap sepeda kita. Oleh karena itu dari tahun ke tahun harus ditingkatkan," kata Okto yang terpilih kembali menjadi ketua federasi balap sepeda Indonesia periode 2019-2023 pada Munas di Bandung 26 Juli lalu tersebut.
Bahkan, kata Okto, sangat mungkin Tour d'Indonesia ini dinaikan levelnya sehingga setara dengan kejuaraan balap sepeda lain seperti Le Tour de Langkawi di Malaysia.
"TdI tahun ini masih level 2.1 UCI. Target kami bisa setara dengan Tour de Langkawi yaitu 2. HC (Hors Class). Memang tak mudah dan harus kerja keras," katanya.
Untuk naik ke level itu, banyak yang harus ditingkatkan. Dari sisi peserta misalnya, tidak hanya diikuti level continental, tapi juga harus melibatkan tim pro-continental dan world tour. Begitu juga dengan perangkat pendukung, seperti fasilitas juga harus disesuaikan dengan level kejuaraan.
Tour d'Indonesia 2019 merupakan yang kedua dengan level 2.1 UCI dan saat ini menjadi kejuaraan tertinggi di Indonesia.
Selain Tour d'Indonesia, di tanah air ada juga Tour de Singkarak dan Tour de Ijen Banyuwangi. Namun, levelnya baru 2.2 UCI. Sebelumnya juga ada Tour de Flores yang terakhir diselenggarakan pada 2017.
Baca juga: Etape terakhir Tour d'Indonesia 2019, penentuan juara masih seru
Pewarta: Dadan Ramdani
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2019