• Beranda
  • Berita
  • Trenggalek raih predikat kinerja terbaik pengendalian "stunting"

Trenggalek raih predikat kinerja terbaik pengendalian "stunting"

23 Agustus 2019 21:30 WIB
Trenggalek raih predikat kinerja terbaik pengendalian "stunting"
Jajaran Dinkes Trenggalek berpose dengan memegang penghargaan bidang kinerja terbaik dari Pemprov Jatim (IST)

masalah tumbuh kembang anak tidak bisa dianggap remeh

Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur meraih predikat kinerja terbaik dari Pemprov Jatim dalam hal pengendalian stunting atau kekerdilan akibat gizi buruk di daerahnya.

"Ini prestasi yang tak akan bisa diraih tanpa kinerja tim, seluruh jajaran dinas/lembaga dalam upaya bersama menangani permasalahan stunting," kata Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin di Trenggalek, Jumat.

Kabar baik itu sempat dikemukakan Nur Arifin saat menggelar rutinan "coffee morning" di Pendopo Trenggalek.

Menurut dia, pengendalian permasalahan stunting menjadi salah fokus serius dari Pemerintah Kabupaten Trenggalek, di bawah kepemimpinannya.

"Masalah tumbuh kembang anak tidak bisa dianggap remeh untuk mempersiapkan generasi penerus yang berkualitas," katanya.

Bupati muda yang akrab disapa mas Ipin ini berharap prestasi dalam hal kinerja yang baik tersebut dapat dipertahankan.

Ia bahkan berharap capaian kinerja dapat ditingkatkan sehingga prevalensi stunting di Kabupaten Trenggalek bisa semakin rendah.

"Memang kami mencanangkan tindakan konvergensi, sejak saya menandatangani aksi bersama yang kami teruskan ke desa-desa. Kemudian desa-desa diberikan suntikan dana sebesar sekitar Rp25 juta, khususnya desa yang menjadi lokus stunting," kata Bupati Trenggalek kepada awak media.

Ditambahkan olehnya, dari 10 kasus awal yang menjadi lokus terparah, punya prevalensi stunting lebih dari 20 persen.

"Sekarang dari 10 kasus, lima di antaranya sudah lepas," imbuh bapak tiga anak ini.

Lanjut Ipin, di Pemerintahan Trenggalek tersebut, saat ini sudah ada penurunan 50 persen, dari semua desa yang ditargetkan pertama.

"Tetapi target desanya akan kita perluas, kita akan sasar ke 25 desa lagi, jadi gerakannya terus," katanya.

Selain itu, dana yang digelontor juga digunakan untuk melatih para penyuluh, menghidupkan posyandu lebih aktif lagi, lebih masif melakukan komunikasi lewat buku panduan yang sudah ditandatangani Nur Arifin.

"Sekarang semua penggerak di desa mulai bergerak untuk bersama sama mengurangi stunting ini. Dulu ada desa yang prevelensi stuntingnya 40 persen kini sudah turun di bawah 20 persen," katanya.

Pemerintah Kabupaten Trenggalek sekarang tengah menyasar kepada desa yang di atas 20 persen.

Itu beberapa langkah konvergensi yang dilakukan untuk mengurangi angka stunting.

"Saya tadi bertanya kepada Dinas Kesehatan ini yang dilakukan, sedangkan kabupaten lain telah melakukan namun sifatnya hanya parsial-parsial saja," imbuh Nur Arifin.

Baca juga: Gigihnya promosikan Trenggalek, bupati dapat penghargaan dari Wagub
Baca juga: Aksi cegah kekerdilan akan diimplementasikan di Jawa Timur
​​​​​​
Baca juga: "Banteng krido" buka Festival Jaranan Trenggalek 2019

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019