Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), sedang menyiapkan rancangan desain Gili Meno sebagai destinasi ramah keluarga (family friendly destinations) agar tingkat kunjungan wisatawan ke salah satu pulau wisata tersebut semakin banyak.Gili Meno bisa menjadi alternatif bagi para wisatawan,
"Kami sedang menunggu penyelesaian grand desain yang dilakukan oleh konsultan dari Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, Jawa Barat. Dan kita juga dapat dukungan pemerintah pusat dan provinsi," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, di Lombok Utara, Vidi Eka Kusuma di Mataram, Jumat.
Gili Meno adalah salah satu dari tiga gugusan pulau kecil, selain Gili Trawangan dan Gili Air (Gili Matra), yang menjadi kawasan wisata bahari di Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
Baca juga: NTB kembangkan Diorama Tanak Beak sebagai destinasi wisata sejarah
Menurut Vidi, Gili Meno dijadikan sebagai kawasan destinasi ramah keluarga karena bisa menjadi salah satu ikon pariwisata di Kabupaten Lombok Utara. Pulau kecil mempunyai keunikan tersendiri, seperti memiliki danau dan keindahan terumbu karang biru (blue coral) serta fauna laut berupa penyu. Ada juga taman burung.
Kawasan Gili Meno juga belum terlalu banyak industri pariwisata seperti kondisi di Gili Trawangan yang relatif padat. Keadaan yang demikian itu tentunya sangat cocok bagi turis yang datang bersama rombongan keluarga yang benar-benar ingin menikmati suasana liburan yang nyaman.
"Gili Meno bisa menjadi alternatif bagi para wisatawan, selain ke Gili Trawangan dan Gili Air yang lokasinya berdekatan," ujarnya.
Baca juga: Air terjun Tiu Pituq, spot "Instagramable" untuk swafoto di Lombok
Ia mengatakan upaya menjadikan Gili Meno sebagai kawasan destinasi wisata ramah keluarga akan melengkapi keragaman destinasi wisata NTB yang sebelumnya sudah memiliki kawasan wisata halal (halal destination).
Untuk itu, Gili Meno akan menjadi proyek percontohan destinasi ramah keluarga dengan sasaran pasar wisatawan dari Asia dan Eropa serta domestik.
Vidi menyebutkan dalam rancangan grand desainnya, pengelolaan Gili Meno nantinya melibatkan masyarakat lokal sebagai penerima manfaat terbesar sehingga mereka tidak menjadi penonton di negeri sendiri. Konsepnya bisa dalam bentuk penyediaan rumah penginapan yang layak di lahan miliknya.
Dalam grand desain tersebut juga memuat tentang bagaimana penataan kawasan dan berbagai fasilitas yang harus tersedia mulai dari pelabuhan hingga transportasi yang menunjang aktivitas wisatawan bersama keluarganya di dalam pulau.
"Penataan kawasan Gili Meno dirancang sedemikian rupa untuk mengakomodir semua golongan wisatawan, mulai dari usia anak-anak, remaja, dewasa, lanjut usia hingga difabel (berkebutuhan khusus)," tambahnya.
Vidi berharap rancangan grand desain Gili Meno sebagai destinasi ramah keluarga bisa segera rampung sehingga peresmiannya oleh Gubenur NTB bisa digelar pada Oktober 2019.
Baca juga: Melalui jalan "neraka" menuju Pantai Surga
Pewarta: Awaludin
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019