1-Naomi Osaka (Jepang)
Menjadi konsisten adalah sesuatu yang belum bisa dikuasai oleh Osaka. Selama musim 2019, Osaka menjuarai Australian Open tapi kemudian tersingkir lebih awal pada dua turnamen Grand Slam berikutnya. Dia tersingkir pada babak ketiga French Open, diikuti kemudian dengan terhenti pada babak pertama Wimbledon.
Gelar kedua beruntun di US Open nanti mungkin akan terasa pas setelah kemenangannya pada tahun lalu dibayangi percekcokan runner-up Serena Williams dengan wasit.
2-Ashleigh Barty (Australia)
Petenis Australia itu menikmati lompatan besar musim ini dengan memenangi gelar pertama Grand Slam dia di French Open dan juga secara singkat naik ke puncak peringkat dunia.
Dia juga mendapat hasil yang beragam sejak merebut gelar di Roland Garros, namun masih tetap menjadi ancaman utama.
3-Karolina Pliskova (Republik Ceko)
Dengan US Open merupakan turnamen Grand Slam paling sukses baginya, Pliskova akan berharap dapat melaju lebih baik dibanding saat menjadi runner-up pada 2016.
Meskipun telah menikmati posisi nomor satu dunia, Pliskova masih memburu gelar Grand Slam pertamanya.
4-Simona Halep (Rumania)
Setelah mengalahkan Serena Williams pada final Wimbledon, petenis Rumania itu membuktikan bahwa dia bisa meraih kesuksesan di lapangan rumput seperti juga di lapangan tanah liat. Dia memenangi gelar Grand Slam pertamanya di French Open pada 2018.
Mantan petenis nomor satu dunia itu akan berharap membawa kepercayaan diri itu ke US Open. Pada dua penampilan terakhirnya di US Open, Halep tersingkir pada babak pertama.
5-Elina Svitolina (Ukraina)
Tahun ini merupakan masa paceklik bagi Svitolina setelah mewarnai musim 2018 dengan menjuarai WTA Finals, yang merupakan gelar keempatnya pada tahun itu.
Sejak merebut gelar WTA pertamanya pada 2012, Svitolina telah memenangi setidaknya satu trofi pada setiap musimnya. Namun sejauh ini pada 2019, dia gagal mencapai satu pun final.
Tapi bagaimanapun juga, laju dia ke semifinal Wimbledon akan memberi dia dorongan besar yang sangat dibutuhkan dan dia akan membangunnya di New York nanti.
8-Serena Williams (Amerika Serikat)
Petenis AS itu terpaku pada 23 gelar Grand Slam selama lebih dari dua setengah tahun dan sangat ingin memenangi gelar lainnya untuk menyamai rekor sepanjang masa 24 gelar Grand Slam yang disandang petenis Australia Margaret Court.
Terbukti menjadi tugas yang sulit bagi petenis berusia 37 tahun itu, yang menelan kekalahan pada final tiga Grand Slam terakhirnya, termasuk kekalahan kontroversial dari Osaka di Flushing Meadows pada September 2018.
Dia akan bersemangat sejak dari awal pada turnamen tahun ini, meskipun lawan pertamanya merupakan musuh lamanya, Maria Sharapova.
10-Madison Keys (Amerika Serikat)
Petenis asal AS dan pukulan forehand dia yang keras terlihat akan cocok untuk turnamen US Open, di mana dia mencapai final pada 2017 dan semifinal pada tahun lalu.
Setelah menjuarai turnamen Western & Southern Open dalam pemanasan menjelang US Open, dia akan memasuki turnamen itu dalam penampilan puncak.
Cori Gauff (Amerika Serikat)
Petenis berusia 15 tahun itu menggebrak dunia tenis ketika sebagai petenis kualifikasi berperingkat 313 dunia berhasil menumbangkan juara lima kali Venus Williams pada babak pertama Wimbledon.
Kisah heroik Gauff tidak berhenti di sana, karena dia juga bisa keluar dari dua match point ketika melawan Polona Hercog untuk mencapai babak 16 besar.
Laju sensasional itu menbuahkan wildcard babak utama di Flushing Meadows, di mana dia akan bersemangat menunjukkan kualitasnya sebagai petenis yang memiiki masa depan cerah.
Baca juga: Osaka siap untuk pertahanan gelar di US Open
Baca juga: Stephens pisah jalan dengan pelatihnya jelang US Open
Pewarta: Irwan Suhirwandi
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019