"Saya mengapresiasi masyarakat Kundi yang telah melestarikan adat sedekah kampung ini, karena dinilai sangat positif untuk melestarikan budaya daerah," kata Erzaldi Rosman Djohan, saat menghadiri sedekah kampung Desa Kundi, Minggu.
Ia berharap tradisi tahun depan dapat dilaksanakan di lapangan terbuka dan kegiatannya diperpanjang beberapa hari, supaya dapat dimanfaatkan oleh UMKM setempat untuk berjualan beragam produknya, sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
Selain itu, tradisi sedekah kampung ini jangan menonjolkan hiburan semata, karena dikhawatirkan kekhasan dan makna dari budaya sedekah kampung ini pudar.
"Sedekah Kampung Desa Kundi ini diharapkan menjadi ikon daerah yang mendatangkan wisatawan ke Desa Kundi," katanya pula.
Baca juga: Bangka Belitung, "surga" di barat Indonesia
Ketua Panitia Kegiatan Sedekah Kampung Desa Kundi, Bidun mengatakan tradisi ini digelar setelah selesai panen dan dilakukan secara turun temurun, sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT, atas hasil pertanian.
"Masyarakat selesai panen biasanya melakukan khitanan, pernikahan, khatam Alquran, sehingga dilaksanakan sedekah kampung," katanya.
Baca juga: Ini sembilan objek wisata andalan di Bangka
Menurut dia, dalam sedekah kampung ini, masyarakat dihibur dengan tradisi setempat, seperti, silat, kesenian dambus serta hiburan lainnya.
"Pada kesempatan ini kita memberikan baju terbuat dari kulit kayu kepur baju adat Suku Tapik kepada gubernur dan tamu undangan lainnya, sebagai bentuk terima kasih dan penghormatan kepada orang nomor satu di provinsi ini," katanya lagi.
Pada Sedekah Kampung Kundi tersebut, juga dihadiri Dirpamovit Polda Babel Yusmanjaya, Kepala Dinas Parawisata Babel Rivai, dan disambut Bupati Bangka Barat Markus, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan pemuda setempat.
Pewarta: Aprionis
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019