• Beranda
  • Berita
  • Dewan respons positif pemindahan ibu kota ke Kaltim

Dewan respons positif pemindahan ibu kota ke Kaltim

27 Agustus 2019 09:11 WIB
Dewan respons positif pemindahan ibu kota ke Kaltim
Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan para menteri kabinet serta Gubenur DKI Jakarta dan Gubenur Kalimantan Timur Isran Noor menyampaikan pernyataan di Istana Negara Jakarta, Senin (26/8) (Desca Lidya Natalia)

DPRD Provinsi Kalimantan Timur merespons positif keputusan Pemerintah Pusat memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur yakni di kabupaten Panajam Pasir Utara dan Kutai Kartanegara.

Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun di Samarinda, Selasa, mengatakan bahwa Kaltim paling siap menjadi tujuan pemindahan ibu kota karena di Kaltim telah tersedia lahan dan infrastruktur yang cukup representatif.

“Kaltim sudah punya jalan tol, selain itu secara geografis, kultur, dan budaya juga mendukung. Atas nama DPRD Kaltim, sangat mendukung rencana pemindahan ibu kota negara ke Kaltim,” kata Samsun.

Baca juga: Bupati Kukar sambut baik pemindahan ibu kota

Baca juga: Ekonom sebut pemindahan ibu kota ke Kaltim akan kurangi ketimpangan

Samsun menambahkan pemindahan ibu kota negara ke Kaltim bakal memberikan dampak perubahan yang luar biasa di antaranya dari segi pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan banyak sektor lainnya, dan dampaknya akan langsung bisa dirasakan oleh masyarakat.

“Bayangkan akan ada Rp460 triliun dana yang masuk ke Kaltim untuk pembangunan ibu kota negara. Maka dana itu akan menggerakkan berbagai sektor riil di Kaltim,” ungkapnya.

Wakil Ketua Komisi III, Saefuddin Zuhri menambahkan, kebijakan yang telah diputuskan oleh Pemerintah Pusat terkait pemindahan ibu kota tersebut harus dikawal di daerah.

"Dewan akan mendukung penuh program pemerintah daerah untuk percepatan pemindahan ibu kota," kata politisi Nasdem itu.

Zuhri berharap masyarakat Kaltim ikut berkiprah menjadikan Kaltim sebagai ibu kota negara sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing, terutama kesiapan terkait dengan sumber daya manusia karena Kaltim bakal berubah menjadi kota dengan masyarakat yang sangat majemuk.

"Kementerian PPN/Bappenas telah merilis bahwa jika ibu kota negara pindah ke Kalimantan maka akan meningkatkan perdagangan antar wilayah dalam provinsi di Kalimantan dan juga antarprovinsi di Indonesia. Baik dari Pulau Jawa ke provinsi luar Jawa maupun antarprovinsi di luar Jawa,” jelas Zuhri.

Baca juga: Ibu kota baru di sebagian Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara

Baca juga: Ini dia alasan Jokowi pindahkan ibu kota ke Kaltim

Diketahui, Presiden RI Joko Widodo telah resmi memilih Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai ibu kota negara Indonesia yang baru. Hal itu diumumkan langsung di Istana Negara, Jakarta Pusat.

 "Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019)

Pemerintah Pusat punya beberapa alasan dalam rencana pemindahan, di antaranya karena telah terjadi krisis ketersediaan air di pulau Jawa, konversi lahan terbesar juga terjadi di sana.

Selain itu, tingginya urbanisasi terkonsentrasi di Jakarta dan Jabodetabek, kemacetan dan kualitas udara tidak sehat serta rawan banjir tahunan hingga turunnya tanah dan muka air laut naik, juga menjadi salah satu pertimbangannya.

Baca juga: Tarakan siap jadi penyanggga ibu kota negara baru

Baca juga: Gubernur: Tak masalah Kalteng tak jadi ibu kota negara

Pewarta: Arumanto
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019