“Dalam dua hari ini sudah tidak terdapat titik api, karena hujan terjadi hampir di seluruh wilayah Kabupaten Batanghari,” katanya di Jambi, Selasa.
Hujan turun hampir di seluruh wilayah di kabupaten itu, namun hujan yang terjadi dengan intensitas yang berbeda, mulai dari intensitas ringan, sedang hingga intensitas tinggi.
Begitu pula dengan kondisi di dalam kawasan taman hutan raya (tahura), setelah diguyur hujan kini suda tidak terdapat titik api di dalam kawasan tahura. Meski demikian tim Brigade Pegendalian Kebakaran Hutan (Brigdalkar) masih melakukan pantauan di kawasan tahura, dengan maksud jika terjadi kebakaran tim dengan segera dapat melakukan tindakan pemadaman.
“Kemarin sampai pukul 17.00 WIB kita bersama TNI masih melakukan pemadaman di kawasan tahura, beruntung sore hari turun hujan sehingga pemadaman yang dilakukan tim Brigdalkar dapat terbantu,” kata Kepala Tim Brigdalkar Tahura Dinas Lingkungan Hidup Batanghari Sandy.
Sandy mengatakan karhutla yang terjadi di dalam kawasan tahura disebabkan oleh perambah yang membuka lahan dengan cara di bakar, serta disebabkan oleh para oknum yang membakar kayu untuk membuat arang di dalam kawasan tahura. Akibat dari karhutla tersebut, 50 hektar lebih lahan tahura yang terbakar.
Sementara itu, secara keseluruhan, sejak Januari hingga 27 Agustus 2019 ini, terdapat 124 titik api yang terjadi di seluruh wilayah kabupaten itu. Dengan luas lahan yang terbakar mencapai 293,54 hektar.
Secara keseluruhan, karhutla yang terjadi di kabupaten itu merupakan kelalaian manusia baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja. Seperti masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar dan masyarakat yang tanpa sengaja membuang puntung rokok dan menyebabkan kebakaran.
Baca juga: Sejak awal Agustus terdapat 71 titik api di Batanghari
Baca juga: Sejak awal tahun sudah 35,63 hektare lahan di Batanghari terbakar
Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019