Pengembang yang tergabung dalam Real Estat Indonesia (REI) menyatakan terus siap dalam mendukung pelaksanaan Program Sejuta Rumah dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan di berbagai daerah.Kami siap mendukung Program Satu Juta Rumah yang dilaksanakan oleh pemerintah di masa yang akan datang
Ketua Umum REI Soelaeman Soemawinata dalam rilis di Jakarta, Selasa, menerangkan, para pengembang yang tergabung dalam asosiasi REI siap mendukung pemerintah dalam pelaksanaan Program Satu Juta Rumah di Indonesia.
"Kami siap mendukung Program Satu Juta Rumah yang dilaksanakan oleh pemerintah di masa yang akan datang. Diharapkan subsidi rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) terus bisa meningkat," kata Solaeman.
Soelaeman memaparkan, selama ini REI sebagai asosiasi pengembang telah berkontribusi dalam Program Sejuta Rumah dengan membangun sekitar 400 ribu unit rumah selama kurun waktu 2015-2018.
REI berharap ke depan kerjasama antara swasta dengan Pemerintah dalam program penyediaan perumahan lebih ditingkatkan, termasuk mempertajam tujuh pilar kebijakan Pemerintah yang dapat mempengaruhi industri perumahan yakni tata ruang, pertanahan, infrastruktur pendukung,regulasi, perizinan, sistem perbankan atau pembiayaan, dan segi perdagangan.
"Rumah itu bukan komoditas atau barang yang diperjualbelikan semata, namun merupakan barang yang harus dibentuk menjadi sebuah komunitas lingkungan, dan sosial,” katanya.
Sebagaimana diwartakan, Bank Dunia mengapresiasi program Sejuta Rumah yang dibuat oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka menyediakan perumahan yang layak dan terjangkau bagi seluruh kalangan masyarakat.
"Target Sejuta Rumah adalah sebagai sarana mencapai tujuan untuk menyediakan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah," kata Ekonom Urban Senior Bank Dunia, Marcus Lee, dalam acara Lokakarya tentang Perumahan Terjangkau di Jakarta, Rabu (14/8).
Marcus Lee yang juga menjabat Koordinator Program Urban Indonesia Bank Indonesia itu juga menekankan pentingnya kerja sama dari berbagai pihak untuk menyediakan solusi bagi permasalahan perumahan, misalnya mencari lahan yang cukup guna menyelesaikan persoalan perumahan.
Sebelumnya, Kementerian PUPR menyatakan, Program Sejuta Rumah merupakan hal yang masih sangat relevan untuk periode 2020-2024, selain memenuhi kebutuhan properti bagi kalangan masyarakat, juga untuk melesatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Masalah perumahan ini sangat kompleks. Oleh karena itu dengan Program Sejuta Rumah bertujuan menggerakkan seluruh stakeholder di bidang perumahan baik Pemerintah Pusat, swasta, dan masyarakat bersama-sama untuk membangun rumah, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dengan tingginya kebutuhan rumah tersebut, ke depan perlu ada penguatan dan inovasi Program Sejuta Rumah," kata Dirjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Khalawi A Hamid.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah menargetkan Program Sejuta Rumah pada periode 2015-2019 sebanyak 5 juta unit. Sejak dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 29 April 2015, secara bertahap capaian Program Sejuta Rumah terus meningkat dari 904.758 unit di tahun 2015 menjadi 1.132.621 juta unit pada tahun 2018.
Secara keseluruhan selama periode 2015-2018 telah terbangun 3.542.318 unit rumah dengan komposisi 70 persen rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 30 persen rumah non MBR. Pada tahun 2019, Kementerian PUPR menargetkan capaian Program Sejuta Rumah lebih tinggi yakni sebanyak 1,25 juta rumah.
"Capaian program Sejuta Rumah status per 5 Agustus 2019 mencapai angka 735.547 unit. Jadi kita punya target tahun 2019 untuk mendongkrak kekurangan dari total akumulatif menjadi 5 juta unit. Kita bisa capai kurang lebih 4,79 juta atau 94 persen dari total target," katanya.
Dirjen Penyediaan Perumahan juga mengingatkan bahwa sektor perumahan cukup tinggi sumbangannya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Soal tambah kuota FLPP, Ketum REI akui telah bersurat ke PUPR
Baca juga: Bank Dunia apresiasi Program Sejuta Rumah
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019