"Pelatihan tersebut untuk mempersiapkan para fasilitator daerah agar dapat melatih kembali para guru, kepala sekolah dan pengawas di sekolah dan madrasah mitra di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Tanjab Timur, Tanjab Barat dan Batang Hari dalam mengimplementasikan materi modul II," kata Direktur Program Basic Education Tanoto Foundation Stuart Weston di Jambi, Rabu.
Pelatihan tersebut memberikan keterampilan praktis kepada peserta dalam menerapkan pembelajaran yang menitik beratkan pada penyelidikan dan penemuan oleh siswa di kelas. Kemudian mengembangkan budaya baca, dan manajamen sekolah yang mendukung keberhasilan pembelajaran.
Baca juga: Puan beri motivasi belajar 150 mahasiswa Program Teladan Tanoto Foundation
Salah satu yang menarik yakni sejumlah guru dan dosen melakukan praktik mengajar dengan membawa ikan mas dan mujaer untuk pembelajaran siswa di SDN 47 Kota Jambi. Mereka mengamati alat pernafasan ikan dengan mengalami langsung. Sehingga siswa mengetahui bentuk insang, jumlah lapisan insang dan warna insang dengan cara memotong kepala ikan dan membelahnya menjadi dua bagian.
“Siswa belajar langsung dengan ikan, kami sengaja bawa agar kontekstual, siswa mengamati langsung, kemudian menyampaikan dan menulis hasil pengamatan ikan tersebut,” kata guru asal SDN 61 Talang Babat Tanjab Timur Deni Sulistiowati Ningsih.
Dalam pembelajaran tersebut juga tedapat muatan Bahasa Indonesia, tentang mengidentifikasi informasi yang terkait pertanyaan ADIKSIMBA (Apa, Dimana, Kapan, Siapa, Mengapa, Bagaimana) dilakukan dengan bermain dadu pertanyaan tentang ikan.
Baca juga: Tanoto Foundation buka beasiswa sarjana magister
Perwakilan anggota kelompok melempar dadu untuk kelompok sebelah. Ketika siswa sudah dapat kata tanya dari dadu tersebut, maka siswa kelompok lainnya harus menjawab. Akhir dari kegiatan tersebut setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Selain itu, tenaga pendidik juga dilatih untuk memanfaatkan big book. Big book adalah buku besar dengan memanfaatkan gambar dan tulisan yang serba besar.
“Siswa jadi fokus dan semangat melihat big book, apalagi ditambah dengan tanya jawab antara guru dan siswa, dan penggunaan big book ini sangat bagus untuk siswa kelas awal," kata Diana Indrawati peserta pelatihan.
150 orang peserta pelatihan modul II program pengembangan lnovasi untuk kualitas pembelajaran (Pintar) tersebut merupakan guru, kepala sekolah, pengawas, dan dosen LPTK Universitas Jambi dan UIN Sulthan Thaha Saifuddin. Pelatihan tersebut dilaksanakan dari tanggal 25-29 Agustus 2019 bertempat di Hotel Abadi Suite Jambi.
Baca juga: Swasta diharapkan dukung pendidikan Indonesia
Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019