Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar mengklaim, daerahnya sebagai salah satu wilayah dataran tinggi di Aceh memiliki ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut, telah menempati urutan ketiga dalam tingkat kunjungan wisatawan seluruh Aceh.Daya tarik wisata unggulan paling terkenal di Aceh Tengah, yakni Danau Laut Tawar seluas 55 kilometer per segi di atas permukaan laut, dan agrowisata Kopi Gayo baik dalam maupun luar negeri.
"Aceh Tengah menempati urutan nomor tiga, setelah Sabang dan Banda Aceh dalam hal kunjungan wisatawan. Daerah ini, merupakan destinasi wisata utama di wilayah tengah Aceh," katanya di Takengon, Aceh Tengah, Rabu.
Pernyataan ini dikeluarkan Bupati Shabela, setelah DPRK Aceh Tengah menyetujui rancangan qanun tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (Ripparkab) Aceh Tengah tahun 2019 - 2026.
Ia membeberkan, Aceh Tengah memiliki beberapa potensi wisata berupa wisata alam karena daerahnya yang berbukit-bukit, lalu budaya, dan wisata non alami (buatan).
Baca juga: 371 Ekor Kuda Ikuti Pacuan Kuda Tradisional Gayo di Takengon
Baca juga: 330 ekor kuda ikuti pacuan tradisional di Takengon
Warna-warni mural di tengah sawah
Daerah yang terletak di wilayah tengah Aceh tersebut memiliki 62 daya tarik wisata, sekitar 40 objek atau 64 persen di antaranya merupakan wisata alam.
Lalu terdapat 13 objek atau 21 persen wisata budaya dan peninggalan sejarah, dan sisanya sembilan objek atau 15 persen merupakan wisata buatan yang kesemuanya objek wisata tersebut masih potensial untuk terus dikembangkan.
"Tapi dari total 62 objek wisata tersebut, baru lima objek yang sudah mempunyai retribusi ke pemerintah daerah. Sebagian besar telah miliki catatan kunjungan, namun tanpa retribusi," katanya.
Secara umum, potensi wisata di kabupaten tersebut didominasi oleh wisata alam, karena sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan hutan atau konservasi.
"Daya tarik wisata unggulan paling terkenal di Aceh Tengah, yakni Danau Laut Tawar seluas 55 kilometer per segi di atas permukaan laut, dan agrowisata Kopi Gayo baik dalam maupun luar negeri," kata Shabela.
Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Aceh menyarankan, agar pemangku kepentingan baik tingkat provinsi maupun daerah supaya memperhatikan pengelolaan dan terus meningkatkan berbagai aktifitas wisatawan di satu destinasi yang ada di Aceh.
"Kalau yang mengelola destinasi wisata tidak membenahi dan tidak meningkatkan (upgrade), dikhawatirkan menimbulkan efek jera bagi wisatawan yang berkunjung," ujar Sekretaris ASITA Aceh, Totok Julianto.*
Baca juga: Pemkab Aceh Tengah Targetkan Lumbung Bawang Merah Gayo
Baca juga: Hujan es sebesar kelereng turun di lima desa Aceh Tengah
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019