"Momentumnya saya kira sangat tepat setelah sektor-sektor itu dapat melalui bisnisnya dengan cukup baik selama penyelenggaraan Pemilu dan Pilpres," kata Suryo di Jakarta, Rabu, dalam acara penghargaan bank, asuransi, dan perusahaan pembiayaan terbaik versi Majalah TopBusiness.
Suryo yang juga menjadi dewan juri dalam penghargaan tersebut mengatakan apresiasi patut diberikan kepada sektor perbankan, asuransi, dan perusahaan pembiayaan mengingat pada masa tersebut banyak pelaku usaha yang mengambil sikap menunggu (wait and see).
“Saya optimitis pergerakan intensif pelaku bisnis sudah tentu akan menaikkan pertumbuhan ekonomi dan sektor keuangan,” kata konsultan manajemen dan mantan bankir tersebut.
Suryo mengatakan penghargaan top bank, insurance, dan multifinance 2019, menjadi satu cara untuk turut memperkuat kinerja industri keuangan.
Menurut Suryo stabilitas ekonomi dan sistem keuangan nasional ini, akan dapat tercapai jika industri keuangan, memiliki kinerja yang sehat dan layanan yang baik, serta mampu mengantisipasi tantangan bisnis pasca-Pilpres 2019, yang bersumber dari internal atau juga global.
Sementara, dalam sambutannya saat menjadi pembicara kunci di acara puncak penghargaan tersebut, Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, menjelaskan ke depannya pelaku di sektor keuangan akan menghadapi tantangan terkait perlambatan ekonomi global.
Destry pun mengatakan sebenarnya Indonesia bisa mendapatkan peluang dari kondisi tersebut.
"Apalagi belum lama ini, tingkat suku bunga acuan BI Rate, kembali diturunkan. BI pun selalu meneruskan implementasi bauran kebijakan makro prudensial, dan lain-lain. Hal ini bisa memercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sehingga, sektor keuangan bisa lebih baik lagi," kata Destry menambahkan.
Lebih lanjut, Destry berkata bahwa penurunan BI Rate tersebut juga karena potensi dan momentum untuk pertumbuhan ekonomi domestik, masih bagus.
“Industri keuangan Indonesia harus menjaga momentum ini. Oleh sebab, tidak banyak negara di dunia saat ini, yang bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 5%-an seperti Indonesia,” katana.
Untuk tahun 2020, dengan adanya sejumlah kebijakan fiskal, ruang pertumbuhan ekonomi domestik bisa lebih tinggi daripada di tahun 2019 ini.
"Hal ini bagus untuk sektor bisnis, termasuk sektor keuangan. “Walau, tentunya harus tetap hati-hati terhadap dampak ekonomi global,” kata Destry lagi.
Baca juga: Awasi sektor keuangan, KPK bentuk tim akuntansi forensik
Baca juga: OJK nilai stabilitas jasa keuangan terjaga dan risiko terkendali
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019