"Koleksi itu mencampurkan beragam pola dan motif Nusantara yang mencerminkan kemegahan dan kemewahan budaya Indonesia. Koleksi dilukis halus di setiap helai kain menggunakan teknik lukis dan airbrush," kata Sonya dalam keterangan pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.
Sejumlah karya yang diboyong Sonya di antaranya diambil dari koleksi Dvipantara dan Aamani yang memiliki keunikan berupa lukisan di atas kain sutera yang bermotif khas flora atau motif Indonesia.
Karya-karya Sonya dikerjakan secara detil tanpa bantuan mesin (handmade) sehingga membutuhkan waktu pengerjaan mulai dari satu minggu hingga satu bulan untuk selembar kain.
Baca juga: Itang Yunasz sebut negara yang cocok untuk pameran busana Muslim
"Semakin lama kamu melakukan sesuatu, semakin bagus hasilnya. Seperti tenun ikat bisa diubah cantik menjadi lukisan berwajah tenun di atas sutera yang bisa dipakai sebagai ready to wear," kata Sonya.
Selain Sonya, KBRI Praha juga menggandeng berbagai produk fesyen lain asal Bandung yakni Tesmak, kacamata unik berbingkai kayu besutan Vicky Mono yang juga vokalis grup Burgerkill.
Dua produk pakaian Tanah Air yang juga menemani karya Sonya Morina dan Tesmak dalam salah satu pameran industri busana bisnis dan komersial terbesar di Eropa itu adalah "League" dan "Ardiles".
Pameran diselenggarakan berdampingan dengan pameran produk kulit “54th International Footwear and Leatherware Fair – KABO”.
Baca juga: Bekraf fasilitasi lima merek mode domestik mejeng di California
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019