Dalam kunjungan tersebut, Luhut memeriksa secara langsung perkembangan penanganan pencemaran Sungai Citarum setelah 16 bulan ditangani secara terintegrasi.
"Pembibitan dan sinergi antar lembaganya masih kurang, misalnya antara KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) dengan Satgas (Satuan Tugas) Citarum," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Mantan Menko Polhukam itu mengatakan ingin agar pemanfaatan anggaran KLHK, misalnya, yang sebesar Rp87 miliar untuk reboisasi di kawasan hulu Sungai Citarum bisa lebih optimal.
Ia menyebut ego sektoral masih kental dalam penanganan reboisasi di wilayah hulu padahal telah ada Perpres Nomor 15/2018 tentang Percepatan Penanganan Pencemaran DAS Citarum yang semestinya bisa jadi rujukan.
"Tingkat keberhasilan (penanganan Citarum) antara 60-70 persen kalau kita kerjakan ini terus-menerus secara bersama-sama," tambahnya.
Luhut mengawali kunjungannya ke kawasan penyemaian bibit di Sektor 1 wilayah Tarumajaya, Kertasari Bandung. Didampingi Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman Safri Burhanuddin, Kepala BNPB Doni Munardo, Bupati Bandung Dadang M. Naser dan pejabat Pemerintah Provinsi Bandung, Luhut melanjutkan kunjungan ke Curug Jompong, terowongan Nanjung, Oxbow Bojong Soang di sektor 6 dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal Cisirung di Kecamatan Dayeuhkolot.
Hasil kunjungan lapangan itu ,menurut Luhut, akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo pada Kamis (29/8).
"Besok saya akan lapor Presiden bahwa ini (penanganan Citarum) sudah bisa jadi model di tempat yang lain karena sudah berjalan sesuai rencana," bebernya.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019