Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta melakukan berbagai upaya untuk pengembangan kampung wisata, salah satunya dengan akreditasi yang dilanjutkan dengan tahap surveillance dan kembali dilakukan akreditasi ulang untuk memastikan kampung wisata tersebut berkembang.
“Dari 17 kampung wisata, sebanyak delapan kampung wisata sudah menjalani akreditasi tahun lalu dan tahun ini dilanjutkan untuk sembilan kampung wisata lain,” kata Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yetty Martanti di Yogyakarta, Kamis.
Berdasarkan hasil akreditasi tahun lalu, hanya ada satu kampung wisata yang masuk dalam klasifikasi berkembang sedangkan sisanya masih dalam klasifikasi kampung wisata rintisan. Satu-satunya kampung wisata yang masuk dalam kategori berkembang adalah Kampung Wisata Dipowinatan.
Dipowinatan masuk dalam kategori berkembang karena sudah mampu mendatangkan wisatawan secara rutin serta memiliki berbagai kegiatan untuk mendukung keberadaan kampung wisata, sedangkan kampung wisata lain masih membutuhkan banyak penguatan.
Guna memastikan dan memantau bahwa kampung wisata tersebut tetap sesuai dengan standar klasifikasi yang sudah ditetapkan, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta melakukan proses surveillance dalam dua tahap atau dua tahun.
“Harapannya, kampung wisata yang ada di Kota Yogyakarta mampu menjadi kampung wisata yang masuk dalam klasifikasi mandiri,” katanya.
Sebagai kampung wisata yang mandiri, Yetty menyebut bahwa belasan kampung wisata tersebut akan mampu menjadi daya tarik wisata alternatif di Kota Yogyakarta yang benar-benar siap dikunjungi wisatawan.
Dalam proses akreditasi yang berpedoman pada Peraturan Wali Kota Yogyakarta Nomor 115 Tahun 2016, ditetapkan berbagai indikator penilaian mulai dari produk, layanan, dan manajemen pengelolaan kampung wisata.
Berdasarkan hasil penilaian, kampung wisata kemudian dibagi dalam tiga klasifikasi yaitu rintisan, berkembang dan mandiri sebagai klasifikasi tertinggi.
“Tahun ini, proses akreditasi untuk kampung wisata masih berjalan. Harapannya, kegiatan sudah dapat diselesaikan pada Oktober,” katanya.
Sementara itu, berbagai penguatan yang dibutuhkan untuk kampung wisata yang masuk dalam klasifikasi rintisan di antaranya adalah kelembagaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia untuk mengelola kampung wisata.
Baca juga: Pemkab: Destinasi wisata kampung bambu siap sambut wisatawan
Baca juga: Raja Ampat dorong dua Kampung wisata meraih penghargaan
Baca juga: Warga kampung wisata Samberpasi 100 persen sadar e-KTP
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019