Perhelatan Sail Nias 2019 dianggap menjadi pintu masuk untuk menggali lebih dalam potensi wisata di Kepulauan Nias.
“Sail Nias ini jalan pintu masuknya untuk melihat Nias secara keseluruhan. Nias ini antik karena merupakan kepulauan yang ada di Samudera Hindia terpisah dari Sumatera,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara Ria N. Telaumbanua dalam diskusi di Jakarta, Kamis.
Ria menjelaskan, meski merupakan kepulauan, ada satu dari 132 pulau, yaitu Pulau Nias yang paling besar ukurannya dan menyimpan banyak potensi wisata alam dan budaya.
Nias sendiri telah dikenal dunia sebagai titik selancar nomor dua setelah Hawaii karena karakteristik ombaknya yang tinggi dan panjang. Meski demikian, potensi bawah laut hingga budayanya yang dikenal dengan tradisi lompat batu.
“Kami merasa sangat bahagia ketika Sail Nias ditetapkan di Nias karena Nias merupakan bagian dari Sumatera Utara. Dengan ditetapkan di Nias, ini akan membuka mata dunia bahwa Sumatera Utara memiliki banyak destinasi yang unik,” katanya.
Ria menambahkan, Nias juga memiliki situs megalitikum di mana terdapat situs batu berusia ribuan tahun di tengah kehidupan masyarakatnya yang masih menjunjung tinggi adat istiadat.
“Pemerintah provinsi berusaha di tahun yang akan datang untuk pugar ini sehingga situs-situs tesebut bisa terjaga. Jadi Nias ini tidak hanya pesona alamnya saja, memang seperti surga,” ujarnya.
Baca juga: Sail Nias 2019 libatkan empat kabupaten-satu kota
Baca juga: Dukung pariwisata Nias, pemda minta harga tiket pesawat diturunkan
Baca juga: Puncak Sail Nias September disanding final kejuaran selancar dunia
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019