"Dalam beberapa pekan terakhir ini telah terjadi kebakaran hutan dan lahan yang cukup luas mencapai 2.000 hektare di sejumlah daerah seperti Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, dan Musi Banyuasin. Kondisi ini perlu diwaspadai oleh BPBD dan instansi terkait yang tergabung dalam Satgas Gabungan Siaga Darurat Bencana Asap sehingga tidak semakin luas lahan yang terbakar," kata Gubernur Sumsel, Herman Deru di Palembang, Jumat.
Dalam kondisi puncak musim kemarau Agustus 2019 ini, terdapat banyak titik panas yang berpotensi menjadi titik api penyebab kebakaran hutan dan lahan.
Personel BPBD Sumsel dan anggota Satgas Gabungan seperti dari TNI/Polri, Manggala Agni diminta menyikapi kondisi tersebut dengan mengintensifkan pemantauan daerah rawan karhutla untuk mencegah terjadinya bencana kabut asap yang dapat mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat.
Pemantauan daerah rawan karhutla seperti wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, Ogan Ilir, dan Ogan Komering Ilir yang memiliki lahan gambut cukup luas perlu diintensifkan, sehingga jika terjadi kebakaran hutan dan lahan bisa ditanggulangi dengan cepat, ujarnya.
Petugas BPBD provinsi ini diinstruksikan bekerja lebih keras dan memanfaatkan peralatan yang dimiliki secara maksimal untuk mencegah dan penanggulangan karhutla serta bencana kabut asap.
Operasi darat dan udara dengan menggunakan helikopter untuk melakukan pemantauan kawasan hutan dan lahan rawan karhutla yang sulit dijangkau didorong lebih gencar lagi, ujarnya.
Jajaran Pemprov Sumsel bersama instansi terkait berupaya secara maksimal mencegah terjadinya karhutla di wilayah provinsi dengan 17 kabupaten dan kota ini.
Dengan pemantauan secara intensif dan meningkatkan kesiapsiagaan petugas BPBD bersama tim Satgas Gabungan Siaga Darurat Bencana Asap diharapkan dapat dilakukan pengendalian kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau yang cukup ekstrem pada 2019 ini, ujar gubernur.
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019