Kediri (ANTARA News) - Jumlah Pekerja Seks Komersial (PSK) di Kabupaten Kediri, Jawa Timur naik drastis hingga dua kali lipat, menyusul semakin sempitnya lapangan pekerjaan dan meningkatnya harga-harga barang kebutuhan pokok selama dua tahun terakhir ini.
Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Kediri, Waris, Rabu menyebutkan, jumlah PSK pada tahun 2006 tercatat hanya 137 orang. Namun pada akhir 2007 hingga awal tahun 2008 jumlah wanita penjaja cinta itu mencapai 352 orang atau meningkat hingga dua kali lipat.
"Inipun baru yang terdaftar atau diketahui instansi kami. Jumlah pekerja seks komersial yang tidak terdata atau yang melakukan praktik terselubung diperkirakan bisa mencapai 600 orang lebih," katanya didampingi Kabag Humas Pemkab Kediri, Sigit Rahardjo.
Namun demikian, lanjut Waris, para PSK yang mengadu nasib di beberapa eks lokalisasi di Kabupaten Kediri itu kebanyakan berasal dari daerah lain di sekitarnya, seperti Tulungagung, Nganjuk, Blitar, Malang, dan Jombang.
Data Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Kediri itu bertentangan dengan laporan pertanggungjawaban akhir tahun Bupati Sutrisno yang menyebutkan, jumlah wanita rawan sosial ekonomi di Kabupaten Kediri menurun dari 7.890 orang pada tahun lalu menjadi 3.263 orang pada tahun ini.
Sejak tiga tahun lalu, DPRD Kabupaten telah mengeluarkan peraturan daerah mengenai penutupan lokalisasi tersebut. Namun perda tersebut tidak cukup sakti membendung kehadiran "kupu-kupu malam" itu kendati telah berkali-kali dirazia.
Bahkan, peristiwa ironi dua PSK penghuni eks lokalisasi Tambi yang meninggal terseret arus Sungai Konto saat menghindari razia petugas Samapta Polres Kediri hingga kini tak ada tindak lanjutnya.
Menurut Waris, sampai saat ini 13 eks lokalisasi di Kabupaten Kediri masih tetap buka dan Dinas Kesejahteraan Sosial merasa kesulitan melakukan pembinaan terhadap para PSK.
"Sudah berkali-kali mereka yang tertangkap kami beri pelatihan keterampilan seperti menjahit atau membuat jamu, tapi mereka kabur dari lokasi penampungan dan memilih kembali ke lokalisasi," katanya.
Meningkatnya jumlah PSK itu seiring dengan meningkatnya penderita HIV/AIDS di kabupaten berpenduduk sekitar 1,2 juta jiwa itu karena PSK merupakan warga potensial terjangkit virus mematikan itu dan memiliki peluang besar untuk menularkan pada orang lain.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri mencatat dalam empat bulan terakhir sudah ada 14 penderita HIV/AIDS baru, dua diantaranya meninggal dunia.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008