• Beranda
  • Berita
  • Konferensi Menaker G20 dorong pekerjaan yang berpusat pada manusia

Konferensi Menaker G20 dorong pekerjaan yang berpusat pada manusia

31 Agustus 2019 01:05 WIB
Konferensi Menaker G20 dorong pekerjaan yang berpusat pada manusia
Menaker Hanif Dhakiri. (ANTARA/Prisca Triferna)

Konferensi Menteri Tenaga Kerja Anggota G20 (G20 Labour and Employment Ministers Meeting/G20-LEMM) Matsuyama, Jepang, 1 - 2 September 2019, mendorong pembentukan masa depan pekerjaan yang berpusat pada manusia

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri melalui siaran pers yang diterima di Jakarta Jumat, mengatakan pertemuan para menteri tenaga kerja ini akan menghasilkan Deklarasi Menteri Tenaga Kerja G20.

Baca juga: Menaker bahas kerja sama pelatihan vokasi dengan Malaysia

Baca juga: Menaker: Kartu Pra Kerja berupa pelatihan dan sertifikasi

Pada kesempatan itu, Hanif akan berbagi dengan Menaker anggota G20 terkait program dan kebijakan pemerintah dalam menghadapi perubahan demografi khususnya bonus demografi yang akan segera dialami Indonesia.

Hanif akan memberikan presentasi pada sesi tematik 2 terkait pekerjaan bagi kaum muda (youth employment).

“Pertemuan para Menteri Tenaga Kerja G20 ini akan membahas solusi atas problematika ketenagakerjaan yang terjadi di negara masing-masing. Sehingga, ada saling berbagi informasi antarnegara dan dapat berdampak kepada pertumbuhan ekonomi dunia,” kata Hanif Dhakiri.

Hanif mengatakan bahwa Indonesia akan menghadapi bonus demografi. Jumlah penduduk usia produktif (antara 15-64 tahun) lebih besar daripada penduduk usia nonproduktif.

Ini akan menjadi modal peningkatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan, namun penduduk usia produktif harus menjadi tenaga kerja yang produktif dan kompetitif dengan kemampuan yang baik.

Baca juga: Menaker wacanakan program jaminan kehilangan pekerjaan

Bonus demografi ini tidak secara otomatis dinikmati begitu saja, perlu didukung oleh kebijakan yang sesuai, seperti perbaikan dan peningkatan pelayanan kesehatan, keterampilan melalui pendidikan dan pelatihan, dan pengendalian jumlah penduduk, serta kebijakan ekonomi yang mendukung fleksibilitas dan keterbukaan pasar kerja.

"Penangangan bonus demografi ini harus menjadi bagian penting dari pencarian solusi bersama anggota G20. Itulah pentingnya kerja sama dan pertemuan LEMM ini,” kata Hanif.

Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Ketenagakerjaan Indah Anggoro Putri mengatakan hasil pertemuan para Menteri Tenaga Kerja Anggota G20 diharapkan dapat diimplementasikan dalam upaya membangun ketenagakerjaan di Indonesia.

Anggota G20 terdiri atas Amerika Serikat, Argentina, Australia, Brasil, Kanada, China, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Uni Eropa.

Baca juga: Menaker: Pemerintah masih kaji usulan revisi UU Ketenagakerjaan

 

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019