Kapal, yang sebelumnya bernama Grace 1, disita oleh Inggris di lepas pantai Gibraltar pada Juli karena diduga melanggar sanksi Uni Eropa, dengan membawa minyak Iran ke Suriah. Tanker itu dibebaskan pada pertengahan Agustus setelah Iran memberi jaminan bahwa kargonya tidak menuju Suriah.
Baca juga: Data pelacak kapal: Tanker Iran ubah tujuan, menuju Turki
"Kapal-kapal seperti Adrian Darya memungkinkan (Pasukan Korps Pengawal Revolusi Islam) mengirim dan memindahkan minyak dalam jumlah besar, yang mereka coba sembunyikan dan jual secara ilegal guna mendanai tindakan memfitnah oleh rezim tersebut dan menyebarkan terorisme," kata Wakil Menteri Keuangan, Sigal Mandelker dalam satu pernyataan.
"Siapapun yang membantu tanker Adrian Darya berisiko dikenai sanksi," kata dia.
Baca juga: Presiden: Iran tidak ingin berperang dengan AS
AS menganggap Pengawal Revolusi Iran (IRGC) sebagi kelompok teroris.
Turki pada Jumat mengatakan kapal tersebut menuju perairan Lebanon setelah mengalihkan arahnya beberapa jkali, meski Beirut mengaku pihaknya tidak diinformasikan soal rencana tersebut. Hal itu meningkatkan kemungkinan bahwa pemindahan kargo antarkapal dapat diusahakan ketika kapal itu mendekati Lebanon.
Baca juga: Sektor obat-obatan Iran jadi korban sanksi AS
Sumber: Reuters
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019