"Kami bisanya menjaga perlintasan kereta ini dari pukul 13.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB," kata Ahmad Fauzan, dan Rizky Aditya, saat ditemui di perlintasan kereta api Padang, Sabtu.
Keduanya menceritakan ide menjaga perlintasan itu muncul ketika melihat sejumlah kecelakaan kereta api dengan kendaraan.
"Karena itu kami akhirnya berinisiatif menjaga perlintasan ini, agar bisa menjaga keselamatan warga sekaligus ada pemasukan juga," katanya.
Pada perlintasan tersebut setiap kereta api datang mereka akan bergegas menurunkan plang serta menghentikan pengendara yang hendak melintas.
Setelah kereta berlalu, jalan dibuka kembali dan mereka menyodorkan kotak kepada pengendara.
"Kami sodorkan kotak ke pengendara yang mau memberi uang, sifatnya sukarela," katanya.
Nilai uang yang diterima dari pedagang beragam, ada pecahan uang Rp1.000, atau Rp2.000.
Dalam sehari setiap "mangkal" di perlintasan kereta dari pukul 13.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB biasanya mereka mengumpulkan uang sekitar Rp80 ribu.
"Uangnya nanti dibagi dua. Menjaga perlintasan pun berganti-gantian setiap hari," jelasnya.
Diketahui Ahmad Fauzan adalah pelajar di salah satu SMA di Padang, sementara Rizky Aditya sudah tidak sekolah.
Salah seorang warga Padang Muslim (39) mengaku terbantu dan tidak mempersoalkan aktivitas di perlintasan rel itu.
"Menurut saya aktivitas mereka itu kan berguna untuk keselamatan pengendara, selain itu pemberian uangnya bersifat sukarela," katanya.
Baca juga: Sule isi hari tua di perlintasan KA
Baca juga: Animin setia berjaga di perlintasan kereta api
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019