"Ini bertujuan mendorong kesadaran masyarakat semaksimal mungkin untuk berpindah dari kendaraan (bermotor) pribadi ke angkutan umum massal dan berjalan kaki dalam aktivitas bertransportasi sehari-hari," kata Kabag Humas BPTJ Budi Rahardjo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Kualitas udara memburuk, CFD Pekanbaru diliburkan
Baca juga: CFD Sudirman-Thamrin ditiadakan pekan ini
Baca juga: CFD di tengah udara Jakarta yang tidak sehat
Efeknya, kata dia, berharap kondisi jalanan perkotaan akan semakin menjadi ramah lingkungan (hijau) karena kondisi jalanan yang semakin ramah lingkungan akan memberikan dampak positif baik bagi kesehatan individu maupun masyarakat secara umum.
Menurut dia, setidaknya ada dua isu yang melatarbelakangi kegiatan itu yakni pertama, isu transportasi karena faktanya menunjukkan di Jabodetabek kemacetan lalu-lintas menjadi semakin parah akibat tingginya penggunaan kendaraan pribadi dibanding angkutan umum massal.
Data menunjukkan pada 2016 jumlah pergerakan (mobilitas) manusia di Jabodetabek tercatat lebih kurang 50 juta pergerakan/hari, namun kini sudah meningkat drastis menjadi 88 juta pergerakan/hari.
"Tapi, dari jumlah itu yang menggunakan angkutan umum masih sangat minim, misalnya pergerakan ke tempat kerja sehari-hari hanya 8 persen," katanya.
Isu kedua adalah isu kesehatan terkait kemacetan yang parah di Jabodetabek itu telah menyebabkan kualitas udara di langit Jabodetabek menjadi buruk dan membahayakan kesehatan manusia.
Tidak hanya itu, ternyata data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa tingkat resiko masyarakat terkena penyakit non infeksi yang membahayakan karena kurang gerak (stroke, diabetes, hipertensi, jantung dll) meningkat dari semula 26,1 persen (2013) menjadi 33,5 persen pada 2018.
Tidak mengherankan data itu karena kenyataan menunjukkan rata-rata orang Indonesia masih sangat minim berjalan kaki yaitu hanya kurang lebih 3.000 langkah/hari. Angka ini jauh di bawah standar minimal yang setidaknya 6.000 langkah/hari atau idealnya 10.000 langkah/hari.
"Negara-negara maju di Asia seperti Singapura, Jepang, Korea dan Hongkong rata-rata penduduknya berjalan kaki lebih dari 6.000 langkah/hari," kata Budi.
Khusus di DKI Jakarta, tambah Budi, malah tercatat sebagai wilayah dengan penduduk yang mengalami diabetes tertinggi. Kondisi ini diduga di antaranya karena masyarakat semakin minim bergerak termasuk berjalan kaki. Jarak-jarak yang seharusnya terjangkau dengan berjalan kaki kini lebih banyak ditempuh dengan menggunakan sepeda motor.
"Sedangkan data menunjukkan jika pada 2016, jumlah sepeda motor di Jabodetabek sudah mencapai 18,4 juta unit," katanya.
Kampanye Jalan Hijau di Car Free Day Jakarta ini dijadwalkan melibatkan ratusan personel dari BPTJ Kemenhub, Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Taruna/ni Sekolah Tinggi Transportasi Darat dan beberapa anggota komunitas kesehatan.
Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019