• Beranda
  • Berita
  • Yen menguat, yuan pangkas kerugian ketika tarif baru AS-China dimulai

Yen menguat, yuan pangkas kerugian ketika tarif baru AS-China dimulai

2 September 2019 10:19 WIB
Yen menguat, yuan pangkas kerugian ketika tarif baru AS-China dimulai
FILE PHOTO: Ilustrasi Euro, dolar HK, dolar AS, yen Jepang, pound, dan yuan China. (Reuters)

Ada banyak peristiwa risiko minggu ini, mulai data ekonomi AS dan China

Kurs yen menguat pada perdagangan Senin pagi, diakibatkan dorongan yang lebih besar terhadap aset safe-haven ketika Washington dan Beijing memberlakukan tarif tambahan pada impor satu sama lain, menambah kesuraman pada prospek ekonomi global.

Emas, yang cenderung dibeli dengan yen selama masa ketidakpastian ekonomi, juga naik pada Senin paling banyak dalam hampir seminggu, karena investor tertarik pada apa yang disebut perdagangan risk-off (menghindari risiko).

Yuan diperdagangan luar negeri pada awalnya jatuh, tetapi mengurangi kerugiannya setelah sebuah survei swasta tentang manufaktur China pada Agustus mengalahkan ekspektasi pasar.

Baca juga: Dolar AS di Tokyo diperdagangkan di paruh bawah 106 yen

Penurunan saham-saham Asia pada Senin menawarkan lebih banyak bukti bahwa para pedagang menjauh dari risiko, yang kemungkinan menjadi faktor penting di balik gejolak pasar mata uang dalam beberapa minggu mendatang.

"Ada banyak peristiwa risiko minggu ini, mulai data ekonomi AS dan China, yang seharusnya membantu kita melihat siapa yang lebih banyak dirugikan dari perang perdagangan, tetapi kami tidak berpikir solusi akan segera terjadi," kata Rodrigo Catril, ahli strategi senior valuta asing di National Australia Bank di Sydney.

Yen naik sekitar 0,1 persen dibandingkan dengan dolar AS menjadi 106,15 di perdagangan Asia.

Mata uang Jepang naik sekitar 0,2 persen menjadi 71,43 versus dolar Australia dan naik sekitar 0,2 persen menjadi 66,88 per dolar Selandia Baru.

Harga emas di pasar spot naik 0,29 persen menjadi 1.524,05 dolar AS per ounce.

Di pasar China daratan, yuan diperdagangkan pada 7,1611 per dolar AS, dibandingkan dengan penutupan akhir pekan lalu pada 7,1580.

Di pasar luar negeri, yuan awalnya jatuh terhadap dolar AS tetapi berhasil memangkas kerugiannya menjadi diperdagangkan pada 7,1686 yuan per dolar AS, turun sekitar 0,1 persen.

Aktivitas pabrik China secara tak terduga meningkat pada Agustus karena produksi naik, menurut survei Indeks Pembelian Manajer (PMI) Manufakttur Caixin/Markit pada Senin, tetapi pesanan tetap lemah, menunjukkan sentimen kemungkinan akan tetap rapuh.

Amerika Serikat mengenakan tarif 15 persen untuk berbagai barang China mulai Minggu (1/9/2019) --- termasuk alas kaki, jam tangan pintar, dan televisi layar datar --- sementara China memberlakukan bea baru pada minyak mentah AS.

Data yang datang minggu ini termasuk survei pada jasa-jasa China dan angka perdagangan Agustus pada Minggu (1/9/2019). Akan ada survei manufaktur dan jasa untuk Amerika Serikat, yang juga akan merilis data tentang neraca perdagangan dan daftar gaji non-pertanian.

Presiden AS Donald Trump mengatakan kedua pihak masih akan bertemu untuk pembicaraan akhir bulan ini, tetapi harapan untuk resolusi perang perdagangan telah berkurang.

Perdagangan valuta asing akan lesu pada Senin karena pasar keuangan AS ditutup untuk libur Hari Buruh.

Indeks dolar AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, sedikit berubah pada Senin di 98,821.

Sentimen risiko juga dapat terkena dampak karena protes yang sedang berlangsung di Hong Kong atas aturan Pemerintah China itu.

Ribuan pengunjuk rasa memblokir jalan dan jaringan transportasi umum ke bandara Hong Kong kemarin dalam upaya untuk menarik perhatian pada perjuangan mereka untuk demokrasi.

Euro berdiri di 1,0991 dolar AS, tidak berubah di Asia, tetapi sentimen untuk mata uang tunggal itu melemah setelah jatuh pada Jumat lalu ke level terendah dalam lebih dari dua tahun.

Kanselir Jerman Angela Merkel yang konservatif dan mitra koalisinya menunda keputusan dukungan kuat untuk partai kanan jauh dalam dua pemilihan negara bagian di Jerman timur pada Minggu (1/9/2019).

Hasilnya mencegah krisis politik langsung di ekonomi terbesar Eropa, tetapi harapan tinggi bahwa Bank Sentral Eropa akan memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan moneter berikutnya pada 12 September, dapat membebani euro.

Sterling diperdagangkan pada 1,2158 dolar AS, turun tipis 0,07 persen sejauh perdagangan hari ini.

Baca juga: Yen melemah tertekan harapan meredanya ketegangan perdagangan AS-China
Baca juga: Dolar AS di Tokyo diperdagangkan pada kisaran 106,4 yen

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019