"Saat ini saya sedang bersedih. Namun saya juga merasa bahwa saya belajar banyak dari turnamen ini," kata petenis berusia 21 tahun itu usai pertandingan di New York, Senin waktu setempat.
Kekalahan itu akan membuatnya kehilangan status nomor satu untuk direbut kembali Ashleigh Barty.
"Saya merasa langkah-langkah yang telah saya lakukan telah mengubah saya menjadi jauh lebih baik daripada yang saya bayangkan saat ini," ungkapnya.
Baca juga: Osaka bertekuk lutut kepada Bencic
Baca juga: Vekic tantang Bencic pada perempat final
Sebelumnya pada turnamen Grand Slam Wimbledon, Osaka sempat tidak bisa berkata-kata pada media saat harus menghadapi kekalahannya. Ia bahkan meminta izin untuk pergi di tengah-tengah wawancara dengan media.
"Di Wimbledon, saya pergi begitu saja dari kalian," katanya.
"Saya merasa lebih santai sekarang. Saya merasa sudah tumbuh dewasa dan tidak lagi ingin menyimpan begitu banyak beban dalam sebuah pertandingan,"
"Sejujurnya saya tidak marah dengan ini (hasil pertandingan). Setiap orang yang kenal dekat dengan saya tahu hingga saya menang di sini tahun lalu. Saya selalu bermain tiga ronde. Jadi tentu saja saya sangat kecewa dan marah, tapi tidak dengan ini," tuturnya seperti dikutip Reuters.
Kekalahan petenis asal Jepang itu telah menghilangkan prospek pertandingan bagi Naomi Osaka untuk bertemu kembali dengan Serena Williams di final US Open seperti tahun lalu.
Selain itu, tersingkirnya Osaka akan memungkinkan munculnya juara tunggal putri Grand Slam yang berbeda-beda dalam satu musim untuk tiga tahun berturut-turut dan yang pertama dalam era US Open.
Baca juga: Serena ke perempat final US Open meskipun cedera pergelangan kaki
Baca juga: Berrettini jadi pria Italia kedua yang ke perempat final
Baca juga: Schwartzman patahkan harapan Zverev melaju ke perempat final
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019