Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan ada lima perguruan tinggi negeri (PTN) yang turut berperan dalam pengembangan mobil listrik di Indonesia dan masing-masing perguruan tinggi tersebut memiliki perannya sendiri-sendiri dan akan saling berkolaborasi.Lima PTN itu adalah Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologo Bandung (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Lima PTN itu, katanya, adalah Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologo Bandung (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
"Lima perguruan tinggi ini punya peran masing-masing," katanya kepada media usai menutup kegiatan Jambore Kendaraan Listrik di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Selasa.
Peran masing-masing perguruan itu, kata dia, adalah pada pengembangan baterai, sistem kontrol, desain dan lain-lain.
"Jadi, masing-masing perguruan tinggi tersebut harus terkait sehingga bisa diwujudkan dalam satu bentuk mobil," katanya.
Ia mengatakan pengembangan mobil listrik yang dilakukan kelima perguruan tinggi tersebut didanai oleh pemerintah, yaitu Kemenristekdikti bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Namun, terkait jumlah pendanaannya, ia mengatakan belum mengetahui secara pasti.
Dalam pengembangan tersebut, Kemenristekdikti akan fokus pada rantai pasokannya terlebih dahulu sehingga terintegrasi satu sama lain.
Ia akan mengkaji berapa investasi yang diperlukan pada masing-masing rantai pasokan dalam pengembangan mobil listrik.
Sementara itu, ia juga menambahkan bahwa industri saat ini tertarik pada pengembangan dua jenis mobil listrik, yaitu mobil listrik untuk keluarga dan bus listrik.
Baca juga: Menristekdikti optimistis mobil listrik diproduksi Indonesia pada 2022
Baca juga: Menhub: Butuh dua tahun masifkan mobil listrik
Baca juga: Pengamat: harus ada keselarasan antarkementerian soal mobil listrik
Pewarta: Katriana
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019