Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, sebagai titik awal, pihaknya berkomitmen untuk menyediakan layanan perdagangan elektronik pasar alternatif yang dapat mendukung likuiditas dan transparansi harga pada pasar sekunder perdagangan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS), terutama perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
"Pengembangan platform perdagangan elektronik ini direncanakan akan selesai di kuartal satu tahun 2020 dan diharapkan dapat mendorong pengembangan pasar surat utang Indonesia yang berkelanjutan," ujar Inarno dalam keterangan resmi yang diterima Antara di Jakarta, Rabu
Dia menuturkan, perdagangan SUN dan obligasi korporasi di pasar sekunder telah lama berlangsung di luar bursa (over the counter - OTC). Bursa berinisiatif mengambil peran sebagai PPA untuk mengelola perdagangan OTC surat utang di pasar sekunder ini karena peran bursa sebagai PPA sangat strategis.
"Dengan didukung oleh teknologi terkini dan fitur-fitur yang berfokus pada kebutuhan pasar, kami yakin dapat mendorong perdagangan OTC surat utang dilaksanakan melalui platform perdagangan elektronik kami," katanya.
Layanan elektronik tersebut, lanjutnya, akan menawarkan fleksibilitas mekanisme perdagangan serta menyediakan fitur untuk meningkatkan "chance-to-trade" bagi pelaku pasar. Layanan elektronik tersebut juga akan meningkatkan transparansi "price discovery" kepada pelaku pasar, serta kemudahan pelaporan kepada otoritas.
"Secara singkat dapat kami katakan bahwa platform perdagangan elektronik PT BEI akan menjadi motor penggerak pasar sekunder surat utang Indonesia dan akan mendukung OJK, Kementerian Keuangan, dan Bank Indonesia untuk memonitor perdagangan surat utang di Indonesia," ujarnya.
Baca juga: Untuk biayai APBN, Pemerintah serap Rp10,8 triliun lelang SUN
Baca juga: Penuhi sebagian APBN, Pemerintah serap lelang SUN Rp25 triliun
AxeTrading sendiri terpilih menjadi partner oleh BEI melalui seleksi yang ketat dari banyak calon mitra global karena keahlian dan pengalamannya dalam pengembangan platform perdagangan elektronik surat utang selama 10 tahun terakhir di pasar internasional. AxeTrading juga berkomitmen untuk memenuhi seluruh persyaratan yang dibutuhkan oleh BEI.
Dengan nilai 217 miliar dolar AS saat ini, berdasarkan data ADB, pasar surat utang Indonesia masih akan bertumbuh sehingga pengembangan layanan elektronik untuk perdagangan SUN, obligasi korporasi maupun Obligasi Retail Indonesia (ORI) sangat dibutuhkan.
BEI dan AxeTrading akan berkolaborasi bersama dengan para "dealer" untuk menghadirkan sebuah layanan perdagangan elektronik yang akan meningkatkan likuiditas di pasar sekunder.
Chief Executive Officer AxeTrading Ralf Henke, mengatakan, AxeTrading sangat antusias memulai kerja sama jangka panjang ini dengan BEI dan berkomitmen untuk membantu menciptakan pasar surat utang Indonesia yang lebih efisien.
"AxeTrading menawarkan teknologi dan fitur yang dibutuhkan para pelaku perdagangan surat utang di negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan termasuk negara yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia," ujar Ralf.
Ralf juga menyatakan bahwa bermitra dengan BEI memberikan kesempatan kepada AxeTrading untuk mengambil bagian dalam perubahan di perdagangan pasar surat utang Indonesia.
"Kami gembira bahwa AxeTrading akan memiliki peluang melebarkan usaha di Asia Pasifik," katanya.
Lebih lanjut, Ralf menyampaikan bahwa mereka juga memiliki aplikasi AxeTrader yang diperuntukkan bagi pelaku pasar surat utang Indonesia yang memungkinkan para pelaku terkoneksi dengan pelaku perdagangan Surat utang di tempat lain.
Ia mengklaim, AxeTrader adalah sistem perdagangan "fixed-income" terbaik yang menyediakan efisiensi alur kerja bagi pelaku pasar dan menjadikan AxeTrading sebagai Sistem Perdagangan Surat Utang Terbaik versi FOW (Futures and Options World) and Asia Capital Market Award 2018.
Baca juga: Investor saham daerah dimudahkan dengan paparan publik daring
Baca juga: Pasar modal syariah alternatif pembiayaan dan investasi
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019