"Kita akan menggelar pertemuan dengan seluruh suku secara bertahap. Hari ini kita mulai dengan Suku Biak," kata Kepala Suku Besar Arfak, Dominggus Mandacan di Manokwari, Rabu.
Baca juga: Bupati Herry: 257 kepala kampung wujudkan kedamaian Biak Numfor
Ia menyebutkan, sebagai suku lokal pemilik hak ulayat tanah di Manokwari Arfak menginginkan Manokwari aman dan damai untuk siapa pun.
Pihaknya menghargai siapa pun yang datang ke daerah tersebut dan semua suku harus menerapkan hal yang sama.
"Kenapa suku Biak kita dahulukan, karena mereka yang pertama datang ke Manokwari sebelum suku-suku lain datang ," sebut Mandacan.
Menurut gubernur, Manokwari merupakan tanah peradaban yang diberkati. Suku Arfak ingin, seluruh warga di dari berbagai suku, ras dan agama saling menghargai dan menjaga.
"Suku Arfak sejak dahulu menerima dan menghormati semua suku yang datang ke Manokwari, baik suku-suku Papua maupun suku nusantara lainnya. Kami jaga bahkan orang tua kami memberikan tanah supaya mereka bisa bangun rumah di sini," kata Dominggus lagi.
Selanjutnya, pihaknya pun berharap masyarakat dari seluruh suku menghargai Suku Arfak. Masyarakat Arfak tak menginginkan ada kerusuhan yang membuat Manokwari tidak aman.
"Tidak boleh ada demo-demo anarkis. tidak boleh ada pencurian, penjarahan, pembakaran, perusakan dan lain sebagainya. Sampaikan aspirasi boleh, tapi harus dengan cara damai dan bermartabat," katanya lagi.
Gubernur Papua Barat ini mengemukakan, kerusuhan pada 19 Agustus itu membawa dampak buruk cukup besar terhadap aktivitas perekonomian, pendidikan, pemerintahan serta pelayanan publik lainnya.
"Sudah dua minggu lebih anak-anak tidak bisa sekolah baik-baik. Begitu juga mama-mama pedagang di pasar," ujarnya lagi.
Melalui pertemuan itu, Suku Arfak akan mengajak seluruh suku berkomitmen untuk menjaga stabilitas keamanan di ibu kota provinsi itu.
Baca juga: Polres Tolikara gelar razia sajam jaga situasi kondusif
Manokwari merupakan rumah bersama yang harus dijaga agar aman dan nyaman untuk siapa pun yang datang.
"Kita mulai dengan masyarakat Suku Biak, selanjutnya akan kita gilir untuk suku-suku yang lain," pungkasnya.
Pewarta: Toyiban
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019