Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengharapkan kendaraan listrik bisa digunakan di daerah calon ibu kota baru di Kalimatan Timur serta daerah-daerah wisata lain di nusantara.Indonesia harus mengejar tingkat kesiapan teknologinya
"Sebaiknya mesti mobil listrik, kemarin Pak Presiden menuju ke daerah-daerah wisata di Toba dan daerah-daerah lain diharapkan semua mobil listrik semuanya. Agar wisatawan yang ke sana betul-betul bisa menikmati udara yang bersih," ujar Moeldoko ketika menghadiri Indonesia Electric Motor Show 2019 di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu.
Menurut Moeldoko, masalah infrastruktur untuk mobil listrik seperti stasiun pengisi daya atau charging station bisa dibangun dan ditempatkan dengan ekosistem yang baik.
Yang dimaksud ekosistem baik, ujarnya, adalah bagaimana menyambungkan ketersediaan listrik lalu tempat yang disediakan oleh pemerintah daerah serta teknologi pengisian daya yang dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Hal serupa diungkapkan oleh Kepala BPPT Hammam Riza, yang membuka acara tersebut. Menurutnya, BPPT siap untuk menyiapkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu sampai ke hilir.
Baca juga: Kebijakan standar karbondioksida pacu teknologi mobil listrik
Hal itu harus dilakukan untuk memberikan kenyamanan pengguna agar mayoritas masyarakat bisa menggunakan kendaraan listrik di masa depan.
Dia mengakui bahwa Technology Readiness Levels (TRLs) atau tingkat kesiapan teknologi yang dimiliki oleh Indonesia masih tertinggal dari beberapa negara yang sudah melakukan komersialisasi kendaraan listrik.
"Tingkat kesiapan teknologi di dunia sudah di angka delapan atau sembilan jadi siap semua untuk komersialisasi. Indonesia harus mengejar TRL dari produk-produk kendaraan listrik karya anak bangsa agar bisa mencapai TRL delapan atau sembilan," ujar Hammam.
Sebelumnya Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan optimis Indonesia siap memproduksi mobil listrik pada 2020. Pengembangan mobil listrik itu menyusul kesuksesan pengembangan motor listrik Gesits.
Baca juga: Menhub: Butuh dua tahun masifkan mobil listrik
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019