Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan salah satu kunci dari implementasi industri 4.0 adalah peningkatan investasi, terutama yang berkaitan dengan pengembangan industri baru.
Menurut Airlangga, hal tersebut akan memperkuat dan memperdalam struktur manufaktur nasional.
“Makanya investasi terus kami dorong, sehingga akan memacu kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor. Selain itu dapat menghasilkan substitusi impor,” kata Airlangga lewat keterangannya di Jakarta, Rabu.
Penerapan industri 4.0 ini tidak hanya menyasar kepada sektor skala besar, melainkan juga industri kecil dan menengah (IKM) dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kualitasnya secara lebih efisien.
Airlangga optimistis, apabila hal itu terwujud, bakal mampu menggenjot produk domestik bruto (PDB) secara signifikan.
“Selain meningkatkan nett ekspor sebesar 10 persen atau 13 kali lipat dibandingkan saat ini, sasaran Making Indonesia 4.0 juga meliputi peningkatan produktivitas tenaga kerja hingga dua kali lipat dan alokasi anggaran riset menjadi 2 persen,” sebutnya.
Berdasarkan aspirasi besar peta jalan tersebut, Indonesia akan masuk dalam jajaran 10 negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.
“Kami meyakini, industri 4.0 akan mendongkrak 1 - 2 persen pertumbuhan ekonomi kita, menambah hingga 10 juta lapangan kerja baru, dan peningkatan kontribusi industri manufaktur sebesar 25 persen pada tahun 2030,” ungkapnya.
Menperin mengatakan target 10 juta lapangan kerja baru di tahun 2030 adalah hal realistis. Adanya industri 4.0 dinilai dapat membuat lapangan kerja baru.
“Cukup realistis. Karena rata-rata keseluruhan industri bisa menyerap 700 ribuan tenaga kerja per tahun. Nanti, dengan Industri 4.0 bisa meningkat lebih tinggi lagi,” ujarnya.
Oleh karena itu, disiapkan lima sektor andalan yang akan menopang target-target tersebut, yakni industri makanan dan minuman, industri tekstil dan busana, industri otomotif, industri kimia, serta industri elektronik.
“Kelima sektor ini mampu memberikan kontribusi sebesar 60 persen untuk PDB, kemudian menyumbang 65 persen terhadap total ekspor, dan 60 persen tenaga kerja industri ada di lima sektor tersebut,” tuturnya.
Baca juga: Langkah Menperin dorong industri 4.0 dinilai sejalan dengan kebutuhan industri
Baca juga: Kemenperin perkirakan industri 4.0 tambah 10 juta tenaga kerja baru\
Baca juga: Kemenperin fokus pada riset produk makanan berbasis Industri 4.0
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019