Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mencatat sepanjang Agustus 2019, penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang berobat ke Puskesmas se-Kota Pekanbaru mencapai 5.357 kasus.Juni 3.523 dan Juli 3.340 kasus.
"Ada peningkatan kasus jika dibanding sebelumnya," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru Muhammad Amin melalui Kepala Bidang P2P Maisel Fidayesi kepada wartawan di Pekanbaru, Rabu.
Periode Mei 2019 tercatat sebanyak 3.574 kasus, Juni 3.523 dan Juli 3.340 kasus.
"Tapi peningkatannya tidak begitu signifikan jika dibandingkan pada bulan sebelum terjadi kabut asap," katanya menambahkan.
Kasus sebanyak 5.357 itu, ujar dia, tidak semuanya merupakan pasien terdampak asap kebakaran hutan dan lahan.
Menurut dia, penyebab ISPA yang tercatat Agustus tersebut juga banyak berasal dari faktor lain seperti penyakit bawaan sejak kecil, karena asma, atau karena alergi dan lainnya.
Baca juga: Kemenkes imbau masyarakat terdampak karhutla hindari keluar ruangan
Untuk menekan kasus ISPA dampak asap, Maisel mengimbau warga agar mengonsumsi makanan yang bergizi, banyak mengonsumsi air putih dan mengurangi aktivitas di luar ruangan. Atau kalau masih banyak aktivitas di luar ruangan sebaiknya menggunakan masker.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyatakan, asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau masih terus menyelimuti Kota Pekanbaru dan mengakibatkan langit seperti mendung padahal tidak ada peluang hujan.
"Pengaruh asap, awan kelihatan seperti mendung karena partikel asap menutupi cahaya matahari," kata Staf Analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Nia Fadhila.
Baca juga: Pekanbaru sudah distribusikan 134.000 lembar masker
Pewarta: Frislidia
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019