"Laporan-laporan tersebut juga dengan jelas menyebutkan bahwa tujuan pengurangan emisi global tidak dapat tercapai tanpa hadirnya kendaraan listrik
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyampaikan di forum ASEAN bahwa bioenergi merupakan tahapan penting dalam transisi energi dan berperan penting untuk mencapai target Paris Agreement.
Hal tersebut disampaikan Arcandra pada forum 37th ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM37) di Athenee Hotel, Bangkok, Thailand.
"Bioenergi merupakan tahapan penting dalam transisi energi dan berperan penting untuk mencapai target Paris Agreement," kata Arcandra dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.
Arcandra menyebut Asia Tenggara adalah kawasan yang kaya akan menjadi sumber daya bioenergi, namun saat ini potensi bioenergi di negara-negara anggota ASEAN belum dimanfaatkan secara optimal. Salah satunya di Indonesia yang memiliki potensi bioenergi, khususnya untuk pembangkitan listrik hingga 32,6 Giga Watt (GW) dan baru terealisasi sebesar 1,9 GW.
Dokumen IRENA Report on Global Energy Transformation (2018) memperkirakan bahwa target energi terbarukan di masa depan tidak dapat dicapai tanpa bioenergi.
IPCC dalam Energy Technology Perspectives (ETP) Scenario and Biofuture Platform Report juga telah membahas bahwa tujuan pengurangan emisi global tidak dapat dicapai tanpa biofuel. Oleh karena itu, Arcandra mendorong ASEAN untuk meningkatkan kolaborasi dalam pengembangan bioenergi berkelanjutan di negara-negara ASEAN.
"Laporan-laporan tersebut juga dengan jelas menyebutkan bahwa tujuan pengurangan emisi global tidak dapat tercapai tanpa hadirnya kendaraan listrik. Peraturan Presiden tentang kendaraan listrik untuk transportasi darat baru saja diterbitkan. Mempromosikan kendaraan listrik diperlukan bagi Indonesia untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil dan juga menurunkan emisi gas rumah kaca," papar Arcandra.
Untuk memenuhi kebutuhan energi di Indonesia sendiri, peran batubara memang masih dominan sebagai sumber energi. Namun pemerintah mulai mendorong penggunaan gas dan energi terbarukan serta penggunaan Clean Coal Technology pada pembangkit listrik berbahan bakar batubara, dengan tetap mengatur tarif listrik untuk pelanggan agar tetap terjangkau.
Hal tersebut juga telah diungkapkan Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu selaku Alternate Senior Official of Energy Leader Indonesia pada Senior Official Meeting on Energy (SOME) sehari sebelumnya.
37th ASEAN Ministerial on Energy Meeting (AMEM37) merupakan forum utama para Menteri Energi ASEAN dalam menentukan arah kebijakan kerja sama energi ASEAN. Sementara SOME merupakan pertemuan tahunan antarpejabat tinggi energi ASEAN dengan para mitra wicara (dialogue partners) dan organisasi internasional, menjadi wadah dalam merefleksikan perubahan dinamis dalam lanskap energi global terkini, pentingnya kemampuan adaptasi, dan menangkap peluang-peluang inovasi dalam rangka pencapaian transisi energi untuk pertumbuhan berkelanjutan di negara-negara ASEAN.
Pertemuan tersebut membahas implementasi dan capaian kerja sama ASEAN sesuai dengan dokumen acuan ASEAN Plan of Action on Energy Cooperation (APAEC). Sebanyak 7 focal point area kerja sama energi menyampaikan capaian dan kemajuan aktivitas kerja sama.
Selanjutnya, materi tersebut didiskusikan untuk mencapai kesepakatan bersama seluruh negara ASEAN dan diadopsi dalam draf Joint Ministerial Statement, yang akan disampaikan pada pertemuan AMEM.
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019