"Kami berharap mitra kami di daerah dapat menghasilkan padi-padi dari varietas lokal, tapi dengan karakteristik dan kualitas yang lebih baik, misalkan panennya dulu panjang sekarang bisa kita perpendek," kata Kepala Batan Anhar Riza Antariksawan kepada wartawan usai panen raya padi varietas kahayan ciptaan Batan di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, Rabu.
Anhar menuturkan Batan mengembangkan varietas padi lokal dayang rindu di Kabupaten Musi Rawas dengan masa panen yang lebih pendek, yakni tiga bulan satu minggu dari yang sebelumnya enam bulan.
"Banyak varietas lokal yang bisa diperbaiki kualitasnya," ujarnya.
Baca juga: Padi lokal diminta disertakan dalam program sawah BUMN
Demikian juga, kualitas varietas padi lokal rojolele dari Klaten, Jawa Tengah, juga ditingkatkan dengan produktivitas lebih tinggi, lebih tahan hama dan masa tanam hingga panen lebih pendek, yakni yang awalnya hampir lima bulan sekarang bisa diperpendek sekitar tiga bulan.
"Kami ingin membantu daerah yang ingin mengembangkan varietas lokal sesuai dengan kebutuhan masyarakat lokal," ujar Anhar.
Selain itu, Batan juga ingin membuat suatu penelitian tentang pertanian terintegrasi tidak hanya dari sisi benih unggul, tapi juga kegiatan budi daya yang baik, seperti pemupukan, pengaturan pengairan dan pengelolaan lahan yang baik. Karena pola budi daya yang tidak tepat menyebabkan berkurangnya produktivitas pertanian.
"Benih bagus tapi budi daya tidak bagus tidak ada gunanya," ujarnya.
Baca juga: Masyarakat Kalsel-Kalteng panen raya padi lokal
Baca juga: Ini varietas padi lokal Lebak terdaftar di Kementan
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019