Mata pelajaran atau mata kuliah Pancasila perlu dikembalikan
Sosiolog Universitas Nasional Nia Elvina mengatakan penghayatan kembali nilai-nilai pancasila sangat perlu ditingkatkan melalui institusi pendidikan untuk menghindari tawuran yang marak terjadi beberapa waktu terakhir.
“Mata pelajaran atau mata kuliah Pancasila perlu dikembalikan karena substansinya sangat berbeda dengan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang ada saat ini,” kata Nia dihubungi di Jakarta, Kamis.
Terkait dengan fenomena tawuran antarwarga kata Nia, baik dilakukan oleh orang dewasa atau anak muda dikarenakan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat.
Baca juga: Imbas tawuran Manggari, Pemkot Jaksel aktifkan FKDM
Nia mencontohkan, jika nilai-nilai Pancasila terutama sila ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab serta persatuan Indonesia, dapat dihayati dan diimplementasikan akan sangat minim konflik dalam masyarakat.
“Masyarakat akan menilai bahwa sesama makhluk ciptaan Tuhan harus saling menyayangi. Selain itu, makhluk yang beradab akan menghindari jalan kekerasan, serta akan mengutamakan nilai persatuan atau persaudaraan sesama warga negara Indonesia,” jelas Nia.
Nia menyayangkan pada sisi yang lain, para pengelola negara menganggap Pancasila merupakan suatu proses yang sudah ‘selesai’. Tetapi, realitasnya masih dalam proses dan dirinya melihat proses penghayatan nilai Pancasila berjalan amat lamban.
Situasi di lokasi bekas tawuran di Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis kembali normal setelah pada Rabu (4/9) sore pecah tawuran antarwarga. Aktivitas warga telah pulih, lalu lintas kendaraan sudah lancar dan toko serta warung sudah melayani pembeli seperti biasa.
Baca juga: Imbas tawuran Manggarai, warga tutup JPO Jayakarta
Bebatuan dan potongan kayu atau benda keras lainnya yang menjadi alat saling serang telah bersih di lokasi tawuran.
Terminal bus Manggarai juga telah normal karena semua bus umum telah beroperasi penuh termasuk bus Transjakarta, padahal pada Rabu sore, jalan depan terminal menjadi salah satu titik tawuran bahkan terjadi konsentrasi massa.
Pewarta: Fauzi
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019