Kementerian Perindustrian mendorong para santri untuk mandiri berwirausaha menjadi santripreneur demi meningkatkan perekonomian negara.Pemerintah menggunakan berbagai macam pendekatan seperti ke sentra maupun pondok pesantren. Pondok pesantren dipilih, karena ternyata para santri juga merupakan agent of development dari suatu perekonomian negara.
"Jadi, perlu kami informasikan karena pada 2030, Indonesia menjadi negara yang punya perekonomian kuat. Paling tidak wirausaha harus 4 persen dari jumlah penduduknya. Oleh karena itu kami giatkan program wirausaha baru ini," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih di Pondok Pesantren Wali Barokah, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis.
Ia mengatakan, untuk melaksanakan program tersebut, pemerintah menggunakan berbagai macam pendekatan seperti ke sentra maupun pondok pesantren. Pondok pesantren dipilih, karena ternyata para santri juga merupakan agent of development dari suatu perekonomian negara.
"Saya belajar bahwa ternyata pendekatan wirausaha baru harus melalui salah satumya pondok pesantren, karena filosofinya tepat. Saya catat bahwa yang namanya santri diajarkan memiliki kecerdasan spiritual dan juga memiliki kepahaman beragama, memiliki budi pekerti baik, akhlak mulia dan menjadikan santri ini mandiri," kata dia.
Ia menambahkan, dengan program ini, pemerintah berharap santri yang telah lulus dari pondok pesantren bisa mandiri, berakhlak, mempunyai budi pekerti yang baik.
Pemerintah, tambah dia, mempunyai dua program santripreneur dengan industri salah satunya melalui produksi roti dan yang kedua berkreasi. Hal itu bisa sebagai bekal, mengingat ke depan tidak akan terlepas dari teknologi informasi. Dengan itu, menyongsong era 4.0, mereka akan semakin siap, mengingat digitalisasi adalah sebuah keniscayaan dan tidak bisa dipungkiri akan terus terjadi.
Ia juga mengatakan, para santri maupun para pemuda yang mempunyai telepon seluler bisa dimanfaatkan untuk berdagang, mempromosikan produk. Mereka bisa berjualan dengan daring.
Baca juga: Perkuat industri manufaktur, Kemenperin-BI teken nota kesepahaman
Kemenperin memberikan bantuan untuk Pondok Pesantren Wali Barokah, Kota Kediri berupa perlengkapan untuk membuat roti. Sejak 2013, hingga sekarang, sudah ada 35 pondok pesantren di Indonesia yang difasilitasi dalam berwirausaha.
Ke depan, pemerintah akan berupaya lebih banyak lagi pondok yang mendapatkan fasilitasi untuk berwirusahaa. Di Indonesia, terdapat 4 juta santri dengan jumlah pondok pesantren sekitar 29 ribu yang tersebar di seluruh wilayah NKRI.
"Di Indonesia ada 4 juta santri, pondok pesantrennya ada hampir 29 ribu. Kalau ini digunakan benar-benar secara baik, difasilitasi dengan baik oleh pemerintah, perekonomian kita akan semakin maju. Jadi, ternyata pondok pesantren benar-benar mempunyai potensi strategis mendukung pembangunan ekonomi nasional dan wirausaha baru," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri Yetti Sisworini mengaku berterimakasih dengan fasilitasi yang telah diberikan oleh pusat tersebut. Bantuan ini yang kedua di Kota Kediri, setelah sebelumnya diberikan pada Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri.
"Dengan ini kami berharap bisa memberikan kesempatan pada teman-teman santri di sini, yang mana menumbuhkan wirausaha baru. Dapat membantu masyarakat mendapatkan makanan berkualitas. Kami harapkan ada kerjasama informasi berkesinambungan, dari pusat ke daerah terus berjalan baik dan tidak terhenti sampai di sini," kata dia.
Ketua Pondok Pesantren Wali Barokah Kota Kediri Sunarto mengaku pesantren sangat senang dengan bantuan yang diberikan ini. Untuk tahap awal, dilakukan kegiatan bimbingan dan teknik yang diikuti 20 orang dari para guru, pengurus, dan perwakilan santri yang memiliki minat untuk menekuni usaha.
"Bimtek ini bermanfaat luas bagi upaya memandirikan para santri setelah mereka lulus dan terjun ke masyarakat. Kami yakin para peserta akan menerapkan hasil untuk membuat roti. Tahap awal untuk suguhan tamu pondok dan ke depan akan memgembangkan serta memasarkan melalui jaringan bisnis yang kami miliki," kata Sunarto.
Dalam kegiatan itu, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih memberikan secara simbolis keperluan untuk bimbingan teknis serta meninjau perlengkapan untuk membuat roti.
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019