• Beranda
  • Berita
  • Pemerintah dan BI sepakati enam langkah akselerasi manufaktur

Pemerintah dan BI sepakati enam langkah akselerasi manufaktur

5 September 2019 19:16 WIB
Pemerintah dan BI sepakati enam langkah akselerasi manufaktur
Pengunjung melihat peralatan industri yang dipamerkan pada pameran 'Manufacturing Surabaya' di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/7/2019). Pameran berbagai mesin, perlengkapan dan peralatan industri manufaktur itu berlangsung sampai 20 Juli 2019. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/ama

Pemerintah dan Bank Indonesia serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyepakati enam langkah strategis untuk memperkuat kinerja industri manufaktur guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, berkelanjutan, dan inklusif.


Kesepakatan tersebut dicapai dalam Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia (Rakorpusda) pada 4 September 2019 yang mengangkat tema “Pengembangan Industri Manufaktur untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi secara Berkelanjutan dan Inklusif” di Jakarta.

Menurut keterangan resmi yang diterima Antara di Jakarta, Kamis, enam langkah strategis dimaksud adalah meningkatkan efisiensi logistik melalui pembangunan infrastruktur, seperti Pelabuhan Patimban dan pendukungnya.

Kedua, mendukung peningkatan iklim investasi melalui sistem perizinan dengan mengimplementasikan Online Single Submission (OSS) versi 1.1.

Kemudian, mendukung harmonisasi regulasi dan program kebijakan untuk meningkatkan produktivitas industri, antara lain melalui penerbitan ketentuan pelaksanaan super deductible tax dan penerbitan penyempurnaan ketentuan pendukung Kendaraan Ramah Lingkungan.

Selanjutnya, mendukung kelancaran sistem pembayaran melalui perluasan kerjasama Local Currency Settlement untuk perdagangan internasional dengan dua negara mitra; perluasan kerjasama Local Currency Settlement untuk investasi (Malaysia, Thailand); serta pengembangan sistem pembayaraan melalui perluasan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan peluncuran Quick Response (QR) Code Indonesian Standard (QRIS).

Kelima, mendorong pembiayaan melalui pembiayaan yang berwawasan lingkungan (green financing) melalui pelonggaran loan to value (LTV) dan uang muka, serta pelebaran Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dan perluasan cakupan komponen sumber funding.

Terakhir, mendukung promosi perdagangan dan investasi industri manufaktur melalui fasilitasi negosiasi untuk menjadi pemasok brand global; percepatan ratifikasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement / IA-CEPA) dan negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement / IEU- CEPA).

Selain itu, pemanfaatan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Chili (Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement/ IC-CEPA);  penyelenggaraan West Java Investment Summit (IRU-RIRU-GIRU); dan pameran, misi dagang, serta business matching, antara lain Trade Expo Indonesia di Jakarta.

Baca juga: Perkuat industri manufaktur, Kemenperin-BI teken nota kesepahaman
Baca juga: BI dorong pertumbuhan tiga sektor manufaktur prioritas
Baca juga: Sekjen Perindustrian sebutkan revitalisasi industri manufaktur

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019