Perusahaan kosmetik, PT Martina Berto Tbk memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk pemasaran dan penjualan produk agar dapat memperluas pasar.Perkembangan teknologi harus diikuti, termasuk artificial intelligence
"Perkembangan teknologi harus diikuti, termasuk artificial intelligence," ujar Presiden Direktur PT Martina Berto Tbk Bryan Tilaar di sela seminar "ASEAN Marketing Summit" di Jakarta, Kamis.
Bryan Tilaar mengemukakan AI dapat memprediksi penjualan dengan mempertimbangkan tren dan data historis tentang preferensi pengunjung suatu situs. AI, tambah dia, juga bisa merekomendasikan produk bagi pengunjung.
"Teknologi digital bukan hanya tren, tapi masa depan hidup kita. Melalui teknologi itu pengunjung merasa diperlakukan secara lebih dekat dan personal, sehingga berpeluang lebih tinggi untuk melakukan transaksi," katanya.
Selain itu, lanjut Bryan Tilaar, pihaknya juga memanfaatkan sosial media sebagai alat pemasaran. Jaringan sosial media juga diyakini dapat menciptakan keterikatan emosional antara perusahaan dan pengguna produk kosmetik.
"Untuk perusahaan bidang beauty personal care seperti Martina Berto harus mengikuti perkembangan, bagaimana cara promosi produk bukan hanya secara konvensional, tetapi digital dengan masif," katanya.
Ia mengaku Martina Berto memiliki divisi khusus yang menangani media sosial. Sistem pemasaran melalui media sosial dapat membuat komunikasi dua arah yang dapat memperluas jaringan pemasaran dan inovasi produk.
"Ada anggaran khusus di pemasaran digital, cukup besar nilainya dibandingkan konvensional. Di dalam divisi itu juga diisi para milenial, karena mereka memang menjiwainya," ucapnya.
Di tempat sama, Founder & Chairman MarkPlus, Inc, Hermawan Kertajaya mengatakan, untuk memenangkan persaingan, pelaku usaha harus memahami tiga kata kunci dalam mengembangkan suatu merek atau brand, yakni digital, sosial, dan mobile.
"Perkembangan teknologi sangat cepat, bahkan terkadang sulit untuk dikejar. Untuk itu sebuah brand harus pahami tiga kata kunci, yakni digital, sosial, dan mobile," katanya.
Ia menambahkan ketiga kata kunci itu harus dipahami mengingat kegiatan sosial saat ini tidak hanya terjadi secara offline, tapi juga online melalui media sosial.
"Dan itu terjadi secara mobile, hanya lewat perangkat smartphone. Jadi sekarang banyak sekali aktivitas seseorang didorong dan dilakukan secara digital," katanya.
Baca juga: UI-Idealab bangun pendidikan dan laboratorium kecerdasan buatan
Baca juga: Presiden ingatkan dampak kecerdasan buatan pada pekerjaan
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2019