• Beranda
  • Berita
  • Masuk zona merah alasan Hari Aksara digelar di Sulsel

Masuk zona merah alasan Hari Aksara digelar di Sulsel

6 September 2019 11:36 WIB
Masuk zona merah alasan Hari Aksara digelar di Sulsel
Arsip: Dinas Pendidikan Sulsel Irman Yasin Limpo pada acara peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke 53 tingkat provinsi di Asrama Haji Sudiang Makassar, Kamis.(8/11/2018). (Foto Antara/ Abd Kadir/18)
Pelaksanaan Hari Aksara Internasional (HAI) yang secara nasional menunjuk Kota Makassar Sulawesi Selatan sebagai tempat pelaksanaan acara karena Sulsel masih masuk dalam daftar zona merah terhadap jumlah buta aksara di Indonesia.

Rangkaian pelaksanaan HAI 2019 di Makassar dimulai pada 4-8 September dan puncak acara dilaksanakan pada 7 September di Lapangan Karebosi Makassar.

"Salah satu alasannya adalah dalam rangka akselerasi pemberantasan buta aksara di Sulsel yang masih tinggi buta aksaranya," ungkap Sekretaris Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, Setiawan Aswad di Makassar, Jumat.

Baca juga: Mendikbud akui tingkat literasi Indonesia masih rendah

Baca juga: 3,4 juta warga Indonesia belum mengenal huruf


Berdasarkan data Dinas Pendidikan Sulsel, sebaran angka penduduk tuna aksara di Sulsel berada pada rentan usia 15-59 tahun, dengan cakupan antara 0,51 - 27 persen.

Kabupaten Toraja Utara menjadi kabupaten dengan jumlah terbanyak buta aksara yang mencapai 27,85 persen atau 34.344 jiwa. Lalu disusul Kabupaten Bantaeng dengan total 21.824 jiwa yang masih buta aksara atau 18,53 persen.

Sementara daerah dengan jumlah buta aksara terendah yakni 0,51 persen diduduki oleh ibukota provinsi yakni Kota Makassar dengan total buta aksara berjumlah 5.145 jiwa.

Menurut Setiawan, selain merupakan provinsi padat buta aksara/zona merah beberapa alasan lain yang menjadi alasan HAI 2019 digelar di Kota Anging Mammiri karena Makassar belum pernah menjadi tuan rumah atau pelaksana.

"Memang dari provinsi Sulsel, pak Gubernur juga mengusulkan untuk kegiatan tersebut digelar di sini. Karena adanya komitmen tinggi dari pemprov Sulsel dalam mengkoordinasikan dan mendorong kabupaten/kota untuk menuntaskan buta aksara. Serta adanya dukungan dari Forum PAUD dan Dikmas," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang PAUD dan Dikmas (Pendidikan dan Masyarakat) Dinas Pendidikan Kota Makassar, Dr Hikmah Mangganni di Makassar, Jumat membenarkan Sulawesi Selatan masih terdaftar sebagai urutan ke enam dengan jumlah warga padat buta aksara.

"Tetapi dengan pelaksanaan HAI di sini, kami komitmen bahwa Kota Makassar dan Sulsel siap menjadi tuan rumah sebagai upaya pemberantasan buta aksara," katanya.

Hikmah menyebutkan Makassar telah dinyatakan bebas buta aksara sejak tahun 2012 dan saat ini persentase buta aksara di Sulsel hanya 0,51 persen.

"Tetapi sebenarnya ini masih cukup banyak karena kita kan penduduknya juga banyak. Ini masih mencapai 5.000 jiwa lebih. Pembina dan pendamping terus kami arahkan untuk menyasar mereka tetapi selalu tidak ditemui di rumahnya," jelas Kordinator Pengarahan Massa HAI 2019 itu.

Pelaksanaan HAI 2019 di Makassar akan menampilkan ragam budaya khususnya pada puncak HAI 2019 karena menghadirkan peserta dari berbagai kota dan provinsi di Indonesia.

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019