Pengumuman Presiden Amerika Serikat atas tarif impor baru untuk sisa barang dan jasa Tiongkok senilai 300 miliar dolar As dan penurunan nilai mata uang Tiongkok terhadap dolar AS berdampak pada kekhawatiran atas lambatnya ekonomi global.
Perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok mempengaruhi rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada Agustus 2019.
Terdapat penurunan sebesar 4,05 dolar AS per barel dibanding Juli sehingga ICP Agustus 2019 ditetapkan sebesar 57,26 per barel.
"Pengumuman Presiden Amerika Serikat atas tarif impor baru untuk sisa barang dan jasa Tiongkok senilai 300 miliar dolar As dan penurunan nilai mata uang Tiongkok terhadap dolar AS berdampak pada kekhawatiran atas lambatnya ekonomi global. Tentu, ini berujung pada anjloknya harga minyak mentah dunia," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Agung Pribadi di Jakarta, Jumat.
Estimasi pertumbuhan ekonomi global, sambung Agung, mengalami penurunan sebesar 0,1 persen menjadi 3,1 persen berdasarkan publikasi yang dirilis oleh OPEC Monthly Oil Market Report (MOMR).
Dalam laporan yang sama, tercatat peningkatan suplai minyak mentah dunia pada Juli 2019 dibandingkan Juni 2019 sebesar 230 ribu barel per hari (bph) menjadi 98,71 juta bph yang dipicu oleh peningkatan produksi dari negara- negara non OPEC.
Sementara itu, publikasi International Energy Agency (IEA) menyebutkan peningkatan stok minyak mentah komersial negara-negara OECD sebesar 31,8 juta barel pada Juni 2019 dibandingkan bulan sebelumnya dan lebih tinggi 66,9 juta barel dibandingkan rata-rata 5 tahun terakhir.
Baca juga: Harga minyak turun, dipicu kekhawatiran perdagangan dan ekonomi global
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh penurunan impor minyak mentah Jepang sebesar 265 ribu barel per hari (eq. 9 persen) menjadi 2,8 juta barel per hari dan India sebesar 340 ribu barel per hari (eq. 8 persen) menjadi 4,1 juta barel per hari.
Faktor lainnya, perlambatan ekonomi India yang nampak terjadi akibat penurunan suku bunga oleh Bank of India sebesar 0,35 poin pada Agustus 2019.
Penurunan serupa juga dialami ICP SLC sebesar 4,01 dolar As per barel dari 61,98 dolar As per barel menjadi 57,97 dolar As per barel. Secara umum, penurunan ICP dilatarbelakangi oleh perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada bulan Agustus 2019 dibandingkan Juli 2019 yang mengalami penurunan menjadi sebagai berikut :
- Dated Brent turun sebesar 5,04 dolar per barel dari 64,04 dolar per barel menjadi 59,00 dolar per barel.
- WTI (Nymex) turun sebesar 2,71 dolar per barel dari 57,55 dolar per barel menjadi 54,84 dolar per barel.
- Basket OPEC turun sebesar 5,11 dolar per barel dari 64,71 dolar per barel menjadi 59,60 dolar per barel.
- Brent (ICE) turun sebesar 4,71 dolar per barel dari 64,21 dolar per barel menjadi 59,50 dolar per barel.
Baca juga: Perang dagang dampak dari AS tanggapi kurangnya komitmen dari China
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019