• Beranda
  • Berita
  • Tiga kecamatan di Manggarai Barat krisis air bersih

Tiga kecamatan di Manggarai Barat krisis air bersih

6 September 2019 15:41 WIB
Tiga kecamatan di Manggarai Barat krisis air bersih
Seorang warga mengambil air di embung yang sudah mulai menyusut airnya di kecamatan Alak Kota Kupang, NTT (2/9/2019). (Dok .ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/ama.

warga mengambil air bersih dengan menempuh perjalanan hingga puluhan kilometer

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, mencatat tiga kecamatan mengalami krisis air bersih sejak wilayah ujung barat Pulau Flores itu dilanda kemarau panjang.

Demikian dikatakan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Manggarai Barat, Dominikus Hawan ketika dihubungi dari Kupang, Jumat.

Ia mengatakan musim kemarau yang melanda Kabupaten Manggarai Barat telah menyebabkan 1.017 kepala keluarga di tiga kecamatan terpapar kekurangan air bersih.

Tiga kecamatan yang dilanda krisis air bersih di Manggarai Barat  meliputi Kecamatan Boleng, Kecamatan Welak dan Kecamatan Komodo.

"Khusus untuk Kota Labuan Bajo juga mengalami krisis air bersih karena suplai air dari PDAM masih terbatas sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga terpaksa memasok air dengan membeli air tangki," tegas Dominikus Hawan.

Baca juga: BMKG: Kategori siaga kekeringan dialami 14 wilayah di NTT


Menurut dia, sumber air bersih di tiga daerah yang dilanda krisis air bersih banyak yang mengering sejak daerah tujuan wisata ini mulai dilanda musim kemarau.

Ia mengatakan, Warga di tiga kecamatan yang mengalami krisis air bersih mengambil air bersih dengan menempuh perjalanan hingga puluhan kilometer, karena sumber air yang berada dekat dengan lokasi pemukiman penduduk semuanya sudah mengering.

Menurut dia, masyarakat harus melintasi daerah yang terjal dan berbukit untuk mendapatkan air bersih di tiga kecamatan yang sedang dilanda krisis air bersih itu.

Dominikus Hawan mengatakan, pemerintah daerah tidak memiliki anggaran untuk pengadaan air bersih guna membantu warga yang mengalami krisis air bersih.

"Kami tidak memiliki anggaran untuk membantu suplai air bersih bagi warga di tiga kecamatan itu sehingga warga secara mandiri mencari sumber air untuk mendapatkan air bersih guna memenuhi kebutuhan keluarga. Keuangan daerah sangat terbatas," kata Dominikus Hawan.

​​​​​​
Baca juga: Ribuan hektare sawah di Sumsel alami kekeringan

 

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019