• Beranda
  • Berita
  • Ahmadinejad Desak Penghentian Manipulasi Politik AS di Irak

Ahmadinejad Desak Penghentian Manipulasi Politik AS di Irak

9 Juni 2008 04:23 WIB
Teheran, (ANTARA News) - Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad hari Minggu menyerukan stabilitas di Irak dan penghentian manipulasi politik terhadap negara itu oleh AS, kata Kantor Berita Iran IRNA. "Semua negara tetangga, teman dan PBB harus membantu Irak melewati titik waktu kritis ini untuk mencapai keamanan dan stabilitas pada akhirnya," kata Ahmadinejad kepada Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki yang sedang berkunjung ke Teheran. "Irak harus berusaha mencapai tingkat stabilitas yang memadai sehingga musuh-musuh berhenti memanipulasi negara itu," katanya, menunjuk pada AS. IRNA mengutip al-Maliki yang mengatakan, meningkatkan hubungan dengan Iran bisa membantu pembangunan dan stabilitas Irak. Kantor berita itu tidak menyebutkan apakah kedua pihak membahas sebuah perjanjian Irak-AS yang akan diselesaikan pada bulan depan. Menurut perjanjian yang belum rampung itu, AS mengupayakan tidak saja persetujuan untuk mempertahankan pangkalan-pangkalan militernya di Irak namun juga hak untuk melakukan operasi militer dari pangkalan-pangkalan itu untuk menyerang negara-negara lain tanpa pembahasan dengan pemerintah Baghdad. Maliki dikabarkan menjamin Iran bahwa wilayah Irak tidak akan digunakan untuk melancarkan serangan terhadap republik Islam tersebut, namun Teheran lebih suka jika Baghdad tidak menandatangani perjanjian itu sama sekali. "Semakin banyak kerja sama ekonomi antara Iran dan Irak di bidang-bidang ekonomi dan industri, semakin aman keadaan di Irak," kata al-Maliki dalam pertemuan dengan Sekretaris Keamanan Nasional Iran Saeid Jalili. Mengenai perjanjian Irak-AS itu, Jalili mengatakan kepada PM Irak tersebut bahwa faktor paling penting untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di Irak adalah kepercayaan rakyat Irak pada pemerintahnya. Selama kunjungan al-Maliki, Menteri Pertahanan Irak Abdul Qader Mohamed al-Jasem al-Abidi dan Menhan Iran Mostafa Mohammad Najer mengadakan pertemuan dan memutuskan untuk memperkuat kerja sama militer antara kedua negara tersebut di masa datang.(*)

Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008