"A Window on Asian Cinema" adalah program yang menunjukkan karya-karya pembuat film berbakat yang dianggap sebagai tren terbaru di Asia. Sebuah jendela untuk melihat perkembangan sinema Asia.
Sebelumnya, film "The Science of Fictions" juga telah tayang perdana dan memenangkan Special Mention Award di Locarno International Film Festival.
“The Science of Fictions” yang diproduseri Arya Sweta, Edwin Nazir, Yulia Evina Bhara dan Yosep Anggi Noen itu dikembangkan sejak 2013 dan dipresentasikan pada Asian Project Market 2014, Produire Au Sud 2016, Venice GAP Financing –Venice Film Festival 2017.
Baca juga: "Tak Ada yang Gila di Kota Ini" berkompetisi dalam festival film Busan
Film itu juga mendapatkan dukungan keuangan dari Asian Cinema Fund 2013 dan Hubert Bals Fund +Europe –Rotterdam International Film Festival.
Film yang berkisah tentang Siman, seorang pemuda di pelosok Yogyakarta yang melihat pengambilan gambar pendaratan manusia di bulan oleh kru asing di Pantai Parangtritis, Yogyakarta pada tahun 60-an.
Dia ditangkap dan dipotong lidahnya. Setelah itu, Siman menjalani hidupnya dengan bergerak lambat anti-gravitasi sebagaimana astronot di ruang angkasa. Penduduk desa menganggap Siman gila karena Siman membangun bangunan mirip roket di belakang rumahnya.
“The Science of Fictions” adalah produksi Angka Fortuna Sinema, KawanKawan Media, dan Limaenam Films dan ko-produksi dengan Andolfi (Perancis), Astro Shaw (Malaysia), GoStudio (Indonesia), dan Focused Equipment (Indonesia).
Film itu melibatkan sederet aktor dan aktris lokal, seperti Gunawan Maryanto, Yudi Ahmad Tajudin, Lukman Sardi, Ecky Lamoh, Alex Suhendra, Marissa Anita, Rusini, dan Asmara Abigail.
Baca juga: SeaShorts Film Festival di Malaka tampilkan 26 karya Asia Tenggara
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019