"Kami membuka peluang bagi kader untuk maju. Kami telah membentuk tim untuk pilkada dan telah membuka pendaftaran," kata Ketua DPC PDIP Kabupaten Sleman Koeswanto di Sleman, Sabtu.
Menurut dia, PDIP Sleman diberi batas waktu oleh DPP agar pada 23 September 2019 mengirim nama kader ke DPP PDIP.
Baca juga: KPU Surabaya berharap anggaran Pilkada Surabaya 2020 cair
"Minimal dua calon yang diajukan, dalam waktu dekat ini yaitu 17 September akan mengirim nama ke DPD PDIP DIY," katanya.
Ia mengatakan, sebagai partai pemenang pemilu legislatif targetnya yaitu bupati.
"Kami harus membentuk koalisi yang kuat. Sejauh ini, sudah berkomunikasi dengan kader PAN dan Gerindra pada pembentukan alat kelengkapan dewan (AKD). Sejauh ini kami belum berkoalisi dan untuk pilkada nanti kami harus berkoalisi. Kami tidak arogan," katanya.
Koeswanto masih enggan menyebutkan untuk nama calon, karena pendaftaran baru saja dibuka. Mekanismenya secara tertutup. Namun, dia memastikan calon yang diusung merupakan orang yang paham dengan situasi daerah.
"Karenanya kami tidak ingin ada intervensi dari pusat. Saya bisa memenangkan asal calon yang menentukan dari DPC, bukan DPP punya calon lalu diminta agar maju. Itu tidak laku" katanya.
Terkait kemungkinan mencalonkan Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun yang dulu merupakan kader PDIP Sleman, Koeswanto menegaskan bahwa pintu telah ditutup untuk Sri Muslimatun.
"Pada pilkada 2016, Muslimatun justru maju mendampingi Sri Purnomo tanpa persetujuan partai. Padahal saat itu Muslimatun merupakan kader PDIP. Saya pikir tidak, karena pengalaman lalu itu menciderai partai," katanya.
Sementara nama Sri Muslimatun pada bursa Pilkada 2020 semakin menguat. Setelah sebelumnya Reno Candra Sangaji mendeklarasikan untuk mendampingi Muslimatun sebagai bakal calon wakil bupati.
Namun sejauh ini, Muslimatun masih enggan berkomentar saat disinggung mengenai pencalonannya pada Pilkada 2020.
Bahkan beberapa waktu lalu saat dikonfirmasi terkait peluangnya untuk maju, Muslimatun hanya menjawab singkat, bahwa dirinya akan mengalir saja.
Saat ini, Muslimatun masih tercatat sebagai kader dari Partai Nasdem Sleman. Pada periode 2016-2021, dia menjadi wakil bupati mendampingi Sri Purnomo.
Untuk maju pada Pilkada 2020, Muslimatun tidak bisa jika hanya mengandalkan Nasdem.
Karena dalam konstelasi Pileg 2019, Nasdem hanya memperoleh tiga kursi. Artinya jumlah itu belum cukup bagi Muslimatun untuk maju sebagai calon bupati.
Hal tersebut membuatnya harus berkoalisi. Atau setidaknya mencari partai pengusung dengan perolehan kursi lebih banyak.
Baca juga: Bacawali Surabaya pertanyakan formulir syarat dukungan
Baca juga: NasDem harap PDIP pengusung utama Ahmad Ali di Pilkada Sulteng
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019