Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Kepemudaan Olahraga Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, Anggraeni Dachi mengatakan persiapan puncak acara Sail Nias pada 14 September 2019, yang dijadwalkan dihadiri Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri, sudah mencapai 95 persen.Hanya tinggal pelaksanaan saja, persiapan semuanya sudah matang
"Persiapan sudah matang, sudah mencapai 90-95 persen," katanya saat dihubungi dari Medan, Sumut, Sabtu.
Puncak acara Sail Nias akan digelar di Pelabuhan Baru, Teluk Dalam, Nias Selatan, yang juga dimeriahkan penampilan kesenian, demo udara, parade sampan nelayan, dan terjun payung.
"Hanya tinggal pelaksanaan saja, persiapan semuanya sudah matang. Mudah-mudahan semuanya berjalan dengan lancar," katanya.
Penyelenggaraan Sail Nias 2019 melibatkan empat kabupaten dan satu kota di Pulau Nias yakni Kota Gunungsitoli serta Kabupaten Nias Selatan, Nias Barat, Nias, dan Nias Utara.
Sail Nias 2019 merupakan acara layar ke-11 yang digelar Pemerintah Indonesia sejak 2009 silam. Meski telah dikenal dunia sebagai titik selancar nomor dua setelah Hawaii, Nias diharapkan akan lebih banyak dikenal dan dikunjungi wisatawan setelah perhelatan tersebut.
Selain acara puncak pada 14 September 2019, rangkaian kegiatan Sail Nias telah dimulai Mei lalu dengan yacht rally. Selain itu, akan ada festival lompat batu se-Kepulauan Nias, parade kapal nelayan tradisional, gebyar kopi, hingga lomba voli pantai.
Untuk semakin memeriahkan Sail Nias 2019, penyelenggara akan mengadakan kegiatan-kegiatan yang menarik seperti Wind Surfing and Sailing, Free Diving Competition, Festival Lompat Batu Kepulauan Nias, Festival Kebudayaan Kepulauan Batu, Parade Kapal Nelayan Tradisional, Gebyar Kopi, Kuliner, Fishing Tournament Sail Nias, dan Wonderful Foto Tourism Expo.
Sebelumnya, Asisten Deputi Seni Budaya dan Olahraga Bahari Kemenko Maritim Kosmas Harefa mengatakan awalnya kegiatan sail digelar khususnya untuk mendorong percepatan pembangunan di daerah tertinggal selain mempromosikan potensi wisata bahari.
"Lalu, mulai Sail Sabang (2017), tujuannya berubah untuk mengangkat wisata bahari," katanya.
Rangkaian Sail Indonesia pertama kali yang menggunakan nama tujuan akhir adalah Sail Bunaken pada 2009, diikuti Sail Banda (2010), Sail Wakatobi-Belitong (2011), Sail Morotai (2012), Sail Komodo (2013), Sail Rajampat (2014), Sail Tomini (2015), Sail Selat Karimata (2016), Sail Sabang (2017), Sail Moyo Tambora (2018), dan Sail Nias (2019).
"Bedanya Sail Nias ini karena disandingkan dengan kejuaraan surfing, bukan yachter seperti sail lainnya. Dengan kegiatan ini kami harap Nias akan bangkit wisatanya," katanya.
Baca juga: Dukung Sail Nias, Satgas Operasi Bhakti TNI AL tiba di Gunungsitoli
Baca juga: Persiapan puncak acara Sail Nias 2019 capai 80 persen
Baca juga: 10.000 wisatawan diprediksi hadir di acara puncak Sail Nias
Pewarta: Juraidi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019