Dua musisi ini awalnya merupakan anggota grup Tangga, kemudian membentuk trio bernama Dekat bersama Tahir "Tata" Hadiwijoyo. Mereka kemudian membentuk Hondo yang usianya belum genap dua bulan.
Hondo berkesempatan manggung di Soundrenaline setelah mengikuti kompetisi Go Ahead Challenge.
"Kami baru punya satu lagu. Dulu awalnya terbayang konsep dimulai dari pertunjukan kecil dengan jumlah penonton 20 orang, ternyata rezeki datang enggak disangka-sangka," ujar Chevrina dalam konferensi pers di Badung, Bali, Sabtu.
Sembari tertawa kecil, Kamga menambahkan Hondo sontak membuat beberapa lagu selain "Thirty", lagu debut mereka, untuk dibawakan di panggung Soundrenaline.
Dengan kemeja putih bermotif lucu dipadu celana gambar kartun, Kamga dan Chevrina tampil di atas panggung dengan latar belakang gambar anjing, nama Hondo tersemat di bawahnya.
Di atas panggung, Chevrina mengibaratkan kesempatan manggung di festival musik besar meski grup mereka masih sangat baru dengan petualangan Aladdin mencari lampu ajaib.
"Ibarat Aladdin mau cari lampu, tapi langsung sampai ke goa," seloroh Chevrina yang mengaku tegang karena harus bermain piano di atas panggung.
Lagu-lagu balad Hondo punya konsep yang berbeda dari karya grup Dekat. Menurut Kamga, apa yang diungkapkan Hondo adalah upaya menerima keadaan yang dialami pada masa 30-an yang tak sesuai ekspektasi bertahun-tahun sebelumnya.
"Hondo menurut kami lebih pada 'acceptance', lebih kayak 'ya sudah jalani saja, ternyata gue gagal tapi ya sudah," kata Kamga.
Dia membandingkan dengan lagu-lagu Dekat yang banyak mengungkap soal kemarahan, entah itu pada sistem atau institusi, yang tertuang dalam tiga album mereka.
Kamga dan Chevrina, sebagai Hondo, ingin produktif berkarya. Setidaknya, ada karya baru lahir tiap beberapa bulan.
"Kami ingin terus mengeluarkan lagu terus selama ada cerita."
Baca juga: Tashoora dan Pee Wee Gaskins buka hari pertama Soundrenaline 2019
Baca juga: Sepatu kets raksasa karya Muklay hiasi Soundrenaline 2019
Baca juga: Tujuh bocoran kolaborasi epik di Soundrenaline
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019