Serentetan aksi protes Hong Kong membayangi lawatan tiga hari Merkel ke kota tersebut, yang bertujuan untuk menekan akses lebih besar ke pasar China bagi perusahaan Jerman yang mengalami perlambatan di dalam negeri.
"Saya mengimbau agar konflik tersebut diselesaikan tanpa kekerasan dan bahwa segala sesuatunya akan menjadi sebuah bencana, menurut sudut pandang saya," kata Merkel.
Seusai berbicara dengan Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang, Merkel beranggapan Beijing mendengar pandangannya.
"Ini penting," tambahnya.
Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam pekan ini mengumumkan konsesi dalam upaya mengakhiri gelombang aksi protes, termasuk pencabutan secara resmi rancangan undang-undang ekstradisi, namun banyak yang mengatakan bahwa itu terlalu kecil dan terlalu terlambat.
Joshua Wong, seorang pemimpin protes pro-demokrasi pada tahun 2014 yang merupakan pendahulu dari kerusuhan saat ini, berterima kasih kepada Merkel karena membahas topik dengan Beijing tetapi mengatakan komentarnya gagal.
"Kepentingan bisnis Jerman seharusnya tidak mengesampingkan nilai-nilai universal yang kami yakini," kata Wong dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Bild am Sonntag yang beredar secara luas di Jerman.
"Jika Kanselir ingin melakukan sesuatu, dia harus membantu mendesak Presiden Xi untuk menanggapi permintaan pemilihan bebas."
Baca juga: China geser AS sebagai mitra dagang utama Jerman
Baca juga: Carrie Lam: Hantaman aksi protes terhadap bisnis ibarat "tsunami"
Sumber: Reuters
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019