• Beranda
  • Berita
  • Kebun Plasma Pisang Yogyakarta didorong hasilkan kultivar baru

Kebun Plasma Pisang Yogyakarta didorong hasilkan kultivar baru

8 September 2019 14:49 WIB
Kebun Plasma Pisang Yogyakarta didorong hasilkan kultivar baru
Kebun Plasma Nutfah Pisang yang ada di Kota Yogyakarta (Eka Arifa Rusqiyati)

Kultivar pisang yang terakhir kali dihasilkan oleh Kebun Plasma Nutfah Pisang Yogyakarta adalah Raja Bagus.

Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta mendorong Kebun Plasma Nutfah Pisang untuk menghasilkan kultivar atau jenis pisang baru dan tidak hanya sekadar menghasilkan bibit pisang dalam jumlah banyak dari kultivar yang sudah ada.

“Dengan demikian, Kebun Plasma Nutfah Pisang bukan hanya berfungsi sebagai kebun pisang tetapi harus ada kultivar baru yang bisa dihasilkan secara rutin,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto di Yogyakarta, Minggu.

Sugeng mengatakan, kultivar pisang yang terakhir kali dihasilkan oleh Kebun Plasma Nutfah Pisang Yogyakarta adalah Raja Bagus.

“Untuk menghasilkan kultivar bisa dilakukan dengan persilangan dari berbagai jenis pisang yang ada. Tetapi, kultivar baru yang dihasilkan pun harus memiliki kualitas lebih baik dari varietas sebelumnya. Misalnya, lebih manis atau tekstur buah lebih pulen dan sebagainya,” katanya.

Ia berharap, kultivar-kultivar baru dengan kualitas lebih baik tersebut dapat dihasilkan secara rutin setidaknya tiga hingga enam bulan sekali.

“Kami memiliki fasilitas laboratorium kultur jaringan. Tetapi, kapasitas laboratorium memang masih terbatas dan harus ditingkatkan,” katanya.

Baca juga: Pisang Pontianak masuk pasar ekspor

Sugeng juga berharap, mahasiswa atau pihak lain yang ikut melakukan kunjungan atau penelitian di Kebun Plasma Nutfah Pisang juga bisa memberikan konstribusi untuk mendukung upaya laboratorium menghasilkan kultivar baru.

Saat dioperasionalkan, Kebun Plasma Nutfah Pisang Yogyakarta memiliki sekitar 350 varietas pisang. Namun, jumlah varietas yang dimiliki terus berkurang.

“Kami sudah melakukan pendataan tetapi belum selesai. Sampai saat ini, baru ada sekitar 100 jenis pisang yang teridentifikasi. Tidak mudah untuk mengidentifikasi varietas pisang. Kebun juga sangat luas, sekitar dua hektare,” katanya.

Jika diketahui ada varietas yang sudah hilang, maka Sugeng berharap, agar laboratorium di kebun plasma bisa melakukan upaya kultur jaringan dengan mencari varietas pisang yang sama atau melakukan persilangan untuk menghasilkan kultivar baru.

Saat ini juga tengah disusun master plan untuk pengembangan Kebun Plasma Nutfah Pisang sehingga tidak hanya berfungsi sebagai kebun pisang tetapi memiliki fungsi lain yaitu edukasi, penelitian hingga wisata.

“Master plan pengembangan Kebun Plasma Nutfah Pisang ini adalah target rencana jangka panjang yang harus bisa diwujudkan dalam waktu lima atau 10 tahun yang akan datang,” katanya.
Baca juga: Pisang agung Lumajang diekspor ke Malaysia

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019