Seluruh kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami kekeringan menyusul kemarau panjang tahun ini.belum maksimal karena keterbatasan mobil tangki yang digunakan untuk mensuplai air,
Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) TTS, yang diterima di Kupang, Senin menyebutkan, jumlah kecamatan yang terancam kekeringan sebanyak 22 kecamatan atau seluruh kecamatan, dan 58 desa.
Dengan demikian, berdasarkan data BPBD tersebut, walaupun semua kecamatan di wilayah itu masuk kategori kekeringan, namun tidak semua desanya mengalami kesulitan air bersih.
Sementara jumlah kepala keluarga (KK), yang terkena dampak kekeringan sebanyak 11,458 atau sekitar 40 ribu lebih jiwa.
Baca juga: Krisis air mulai landa belasan desa di Sumba Timur
Bupati TTS, Epy Tahun yang dihubungi terpisah mengatakan, pemerintah telah mengambil langkah penanganan dengan mensuplai air bersih ke desa-desa yang terkena dampak kekeringan.
Hanya saja, upaya ini belum bisa dilakukan secara maksimal karena keterbatasan mobil tangki yang digunakan untuk mensuplai air.
Saat ini kata dia, pelayanan air bersih baru menyentuh belasan desa, dari puluhan desa yang mengalami krisis air bersih di wilayah dengan penduduk terbesar di NTT itu.
"Pelayanan air bersih bagi warga di desa-desa ini dilakukan mulai pagi hingga malam hari, dengan menyasar terlebih dahulu desa-desa yang paling parah," katanya menambahkan.
Dia berharap, sampai akhir bulan ini, semua desa sudah bisa terlayani air bersih. *
Baca juga: Bappenas: Krisis air bersih di beberapa daerah bebani rakyat miskin
Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019