"Layanan ini merupakan kado istimewa bagi masyarakat Kabupaten Banyumas bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Ke-29 RS Ananda," kata Direktur RS Ananda dr. Widayanto, M.Kes. di Purwokerto, Senin.
Ia mengatakan home care merupakan layanan yang lebih mendekatkan rumah sakit dengan masyarakat yang diibaratkan memindahkan RS ke rumah sendiri.
Menurut dia, konsep layanan home care sebenarnya sangat sederhana karena harapan hidup orang Banyumas saat sekarang makin tinggi.
Dalam hal ini, kata dia, ketika orang tuanya makin tua, anak-anaknya makin sibuk sehingga banyak orang tua yang tinggal sendirian di rumahnya.
"Dengan adanya Ananda Home Care, kami berharap bisa ikut berpartisipasi merawat orang-orang tua yang di rumah sendirian sehingga mereka bisa hidup bahagia di hari tuanya. Juga demikian terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak," kata mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas itu.
Ia mengatakan berdasarkan data, Kabupaten Banyumas pada tahun 2013 merupakan penyumbang kematian ibu terbesar se-Jawa Tengah karena saat itu terdapat 36 kematian ibu.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya bersama Bupati Banyumas memiliki konsep agar bagaimana ibu-ibu hamil dapat mengakses pelayanan kesehatan.
"Konsep home care untuk ibu dan anak ini adalah bagaimana ibu hamil peduli terhadap kehamilannya sehingga kita dengan home care mendidik ibu-ibu untuk belajar mengenali tanda-tanda kehamilannya, merawat, sehingga ketika mempunyai bayi, dia sudah siap," jelasnya.
Lebih lanjut, Widayanto mengatakan jika beberapa waktu lalu sempat ramai adanya seorang ibu yang mengalami sindrom baby blues.
Menurut dia, hal itu sebetulnya merupakan ketidaksiapan seorang ibu menerima bayi.
Baca juga: RS harus miliki layanan lanjut usia
Baca juga: Digitalisasi rumah sakit menuju efektivitas dan efisiensi layanan
"Kita harapkan dengan Ananda Home Care nanti tidak ada lagi orang-orang yang seperti itu. Kita semua mengharapkan adanya regenerasi yang lebih baik lagi dan ibu-ibu yang siap menerima buah hatinya," tegasnya.
Selain itu, kata dia, Ananda Home Care juga memberikan layanan fisioterapi agar pasien tidak perlu terlalu lama menjalani rawat inap di rumah sakit sehingga biayanya akan lebih ringan jika perawatannya dilakukan di rumah.
Ia mengatakan bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan layanan Ananda Home Care nantinya dapat menggunakan aplikasi yang saat ini masih dalam proses pendaftaran.
"Mudah-mudahan dapat secepatnya diunduh melalui Play Store maupun App Store di telepon pintar kita," katanya.
Menurut dia, layanan Ananda Home Care untuk sementara masih sebatas wilayah eks Kota Administratif Purwokerto namun ke depan, pihaknya akan bekerja sama dengan tenaga-tenaga kesehatan lainnya setelah dilakukan standarisasi layanan home care.
Ia mengatakan dengan menggunakan aplikasi Ananda Home Care, masyarakat diibaratkan memakai aplikasi ojek daring sehingga nantinya tenaga medis yang akan melayani berada pada jarak terdekat dengan rumah mereka.
"Tetapi nanti akan distandarisasi dulu. Jadi, perawatnya, dokternya, bidannya, fisioterapisnya itu harus memiliki standar kualifikasi," katanya.
Ia mengatakan pihaknya memiliki tim inti yang bertugas melakukan standarisasi layanan Ananda Home Care.
Selain itu, kata dia, tim pelayanan RS Ananda seluruhnya dapat digunakan untuk home care.
"Semuanya bisa untuk home care, sebanyak 256 orang, itu siap. Nanti didukung lagi dengan yang di puskesmas dan lain-lain. Jadi, kita tidak akan berdiri sendiri karena kita semua adalah keluarga," katanya.
Kendati demikian, dia mengakui layanan Ananda Home Care belum bisa melayani peserta BPJS Kesehatan, masih ditujukan untuk pasien umum dan beberapa asuransi lainnya, sedangkan pembayarannya bisa menggunakan uang elektronik.
Terkait dengan layanan Ananda Home Care, Kepala Instalasi Ananda Home Care dr. Ike Anggraeni Fatmasari mengatakan hal itu terdiri atas lima jenis layanan, yakni perawatan bayi dan ibu, perawatan lansia, perawatan luka kecelakaan, perawatan luka diabetes, serta layanan fisioterapi.
Menurut dia, tenaga medis yang melayani pasien dalam program Ananda Home Care tergantung pada kebutuhan.
"Kalau cukup satu orang, ya satu saja. Kalau harus dua orang, ya dua orang, tergantung pada kebutuhan," tegasnya.
Baca juga: Pertemuan ilmiah meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan digelar di Bogor
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019