"Kita sudah kirim tim untuk keliling di kota-kota studi di luar Papua untuk memastikan dan memberikan jawaban oleh pemerintah daerah kepada mahasiswa asli Kabupaten Jayapura agar tetap tenang dan kuliah," kata Bupati Jayapura Mathius Awaitouw ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Senin.
Tim yang dikirim bertujuan untuk menegaskan kepada mahasiswa yang kuliah di luar Papua agar tetap fokus kuliah, tidak boleh memikirkan daripada perkuliahan," ujarnya.
Baca juga: Romo Magnis nilai sudah tak ada jalan bagi Papua untuk merdeka
Menurut dia, mahasiswa asli Kabupaten Jayapura yang kuliah di luar Papua sekitar 200 orang yang dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten Jayapura. Dua ratusan mahasiswa ini tersebar di kota-kota studi yang ada di luar Papua.
"Mahasiswa asli Kabupaten Jayapura yang kuliah di kota-kota studi luar Papua seperti di daerah Jawa, dan di Kalimantan, dan ada juga yang kuliah di luar negeri," ujarnya.
Baca juga: Papua Terkini- Wiranto sebut masyarakat sudah mulai sadar
Mathius mengatakan, jika mahasiswa yang dikirim untuk kuliah di luar Papua ternyata pulang maka dinilai sudah tidak konsisten lagi atas kesepakatan yang dibuat dengan pemerintah daerah.
Mahasiswa yang bersangkutan, lanjut dia, juga dinilai tidak serius lagi dengan studinya yang sudah dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten Jayapura.
"Saya minta kepada orang tua dari para mahasiswa ini agar memberikan pemahaman kepada anaknya agar tetap kuliah dan fokus belajar," ujarnya.
Dia mengatakan, tidak mempunyai program untuk memulangkan mahasiswa asli Kabupaten Jayapura yang kuliah di luar Papua dan juga luar negeri.
"Jadi anak-anak mahasiswa kami harap tetap kuliah, tim yang kami kirim sudah satu minggu berada di luar Papua, mereka harus memastikan bahwa anak-anak mahasiswa ini tidak ada masalah," ujarnya.
Jika ada masalah, kata dia, pihaknya siap berbicara dengan pemerintah daerah setempat agar secepatnya menyelesaikan masalah.
"Jadi orang tua tetap tenang saja, anak-anak tetap belajar," kata Bupati Mathius.
Pewarta: Musa Abubar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019