• Beranda
  • Berita
  • Sedimentasi Telaga Sarangan di Kabupaten Magetan parah

Sedimentasi Telaga Sarangan di Kabupaten Magetan parah

9 September 2019 21:12 WIB
Sedimentasi Telaga Sarangan di Kabupaten Magetan parah
Suasana tempat wisata Telaga Sarangan di lereng Gunung Lawu wilayah Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. (ANTARA/Louis Rika)
Sedimentasi Telaga Sarangan yang ada di lereng Gunung Lawu wilayah Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, tergolong parah selama beberapa tahun terakhir sehingga fungsi telaga sebagai penampung air tidak maksimal karena terjadi penurunan kapasitas tampungan.

Berdasarkan data ukur yang dicatat oleh Dinas PUPR Magetan, saat ini tinggi permukaan air Telaga Sarangan hanya sekitar 24 meter. Padahal, dua dekade sebelumnya, tercatat Telaga Sarangan memiliki kedalaman 36 meter. Dengan demikian, terjadi penurunan tinggi permukaan air telaga hingga 12 meter selama rentang waktu tersebut.

"Akibat sedimentasi tersebut, daya tampung air telaga menjadi berkurang," ujar Kepala Bidang SDA Dinas PUPR Magetan Yuli Iswahyudi, kepada wartawan, Senin.

Menurut dia, sedimentasi Telaga Sarangan yang terjadi selama ini berasal dari erosi tanah yang berasal dari pegunungan. Serta tumpukan sampah dari pengunjung, PKL, dan rumah tangga yang mengendap di dasar telaga.

Baca juga: Pos SAR bakal didirikan di Telaga Sarangan untuk pertolongan cepat

Baca juga: Di Telaga Sarangan Magetan, seorang wisatawan tewas tenggelam


Kondisi itu bisa dilihat langsung saat air Telaga Sarangan surut seperti di musim kemarau sekarang. Banyak sampah yang menumpuk di permukaan dan bibir telaga yang kering.

"Selain dari erosi tanah pegunungan, sedimentasi lebih banyak karena sampah," kata dia.

Ia menjelaskan, dampak dari proses sedimentasi tersebut adalah penurunan kapasitas tampungan air telaga. Kondisi itu kemudian mengakibatkan penurunan fungsi dan daya guna telaga.

Dinas PUPR selama ini telah melakukan filterisasi air di Dam Ngluweng sebagai penanganan masalah sedimentasi di Telaga Sarangan. Hal itu bertujuan untuk meminimalkan sedimentasi dan membuat telaga tidak semakin dangkal.

Meski sedimentasi atau pendangkalan telah parah, namun hingga kini pihaknya belum berani melakukan normalisasi telaga alami tersebut. Hal itu karena dinasnya tidak mempunyai peralatan untuk mengeruk sampah dan tanah yang ada di dasar telaga.

Pihaknya menilai, normalisasi dan kebersihan Telaga Sarangan menjadi kewenangan Dinas Pariwisata dan Dinas Lingungan Hidup Magetan.

Seperti diketahui, selain potensi di bidang parwisata, Telaga Sarangan juga berfungsi sebagai tampungan air yang digunakan untuk pengairan lahan pertanian dan sumber air bagi PDAM di Magetan.

Pihaknya berharap segera ada tindak lanjut dari OPD terkait sehingga Telaga Sarangan tidak masuk dalam kategori tampungan kritis dan dapat berfungsi maksimal saat musim hujan dan musim kemarau.*

Baca juga: Kebakaran lahap sejumlah bangunan di kawasan wisata Sarangan

Baca juga: Wisatawan padati Telaga Sarangan Magetan

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019